Mohon tunggu...
Joe Putra Lensa
Joe Putra Lensa Mohon Tunggu... -

menyapa dunia dengan lensa...\r\nyang menderita, terkadang hanya dipandang sebelah mata..\r\ndengan lensa, semua bisa merasakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malaikat Penghuni Neraka (Praktik Perdukunan)

21 Maret 2012   13:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:39 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“eemm...ga usah bu,,saya teh manis saja” jawab Aan dengan malu-malu

“baiklah, tunggu sebentar ya,,ibu buatkan dulu teh manisnya” kembali masuk kedalam rumah untuk membuatkan teh manis kepada nak Aan.

“Darimana An??” tanya pak Hasyim dengan lantang

“tadi abis jalan-jalan pagi pak Hasyim,,cari udara segar” jawab Aan sambil tersenyum

Setelah teh manis yang dibuatkan bu Diah disuguhkan kepada Aan, cerita demi ceritapun mampu memecah suasana pagi yang dingin. Waktu pun menunjukkan jam 10.30, Aan pamit pulang untuk sarapan dan bekerja. Aan seorang pemuda yang bekerja ditambang batubara yang ada didaerah tersebut. Sedangkan pak Hasyim juga bersiap untuk berangkat membajak sawah bersama istrinya.

Matahari pun lelah menerangi dunia selama 12 jam, hari semakin gelap dan itu isyarat malam akan datang. Keluarga pak Bima berkumpul dan bercengkrama dengan keluarga pak Hasyim. Suasana kekeluargaan sangat terasa pada malam itu. Disela-sela irama tertawa dan cerita keluarga ini, pak Bima memberitahukan kepada istrinya bahwa dia akan ikut serta dalam pemilihan kepala daerah.

“Ma,,papa ikut serta sebagai calon camat didaerah kita ma”sambil tersenyum memandang bu Nurjannah.

“Alhamdulillah pa, semoga allah memberikan yang terbaik ya buat papa” jawab bu Nurjannah dengan rasa gembiranya.

Waktu demi waktupun terlewatkan. Sampai pada pemilihan, pak Bima terpilih sebagai Camat daerah tersebut. Untuk menyambut berita baik ini, keluarga pak Bima melakukan syukuran sebagai ucapan terimakasih kepada yang maha kuasa.

Beberapa bulan pak Bima menjabat sebagai Camat, bu Nurjannah sering mengalami hal-hal buruk pada kesehatannya. Dengan rasa sakit yang bermacam-macam, bu Nurjannah memutuskan berobat ke rumah sakit terdekat. Tapi sama sekali tidak membuahkan hasil, beberapa penyakit yang di diagnosa dokter kepada bu Nurjannah sudah bermacam-macam. dari ginjal, Paru-paru, jantung dan berbagai penyakit membahayakan. Penyakit apakah sebenarnya??

Keluarga pak Bima kini berbalik menjadi sedih. Beberapa rumah sakit telah dicoba, tapi hasilnya sama saja. Ibadah yang dilakukan keluarga pak Bima pun selalu dilakukan. Meminta pertolongan dan petunjuk kepada ALLAH SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun