Mohon tunggu...
Jodi Ardic
Jodi Ardic Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajaran/mahasiswa

Futsal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akhlak Seorang Dai - Jodi

27 Mei 2024   19:57 Diperbarui: 27 Mei 2024   19:57 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akhlak Seorang Dai

Oleh: Syamsul Yakin

Dosen UIN Syarif Hidauatullah Jakarta

Akhlak adalah respons spontan. Akhlak seorang dai adalah respons spontan seorang dai terhadap mad'u. Mad'u tentu beragam rupa perilakunya. Ada yang menyenangkan. Ada yang asyik dengan dirinya. Ada juga yang menguji batin seorang dai.

Namun Allah meyakinkan, bahwa seorang dai bisa menjadi lembah lembut saat berhadapan dengan mad'u, seperti apapun kondisinya. Allah tegaskan, "Maka berkat rahmat dari Allah kamu menjadi lemah lembut kepada mereka" (QS. Ali Imran/3: 159.

Dalam sejarah dakwah Nabi, ayat ini adalah jaminan Allah kepada Nabi bahwa seperti apapun respons mad'u kepada Nabi saat beliau berdakwah, maka Allah akan melembutkan hati beliau. Tentu hal ini juga berlaku bagi para dai saat ini.

Faktanya, sejarah mencatat bahwa Nabi memperlakukan orang kafir Mekah dengan lunak. Nabi melihat mad'u sebagai objek dakwah dan saudara sesama manusia yang harus dikembalilan kepada jalan kebenaran. Oleh karena pelanggaran seberat apapun yang mereka lakukan, Nabi tetap bersikap.lemah lembut. Bahkan saat mereka melakukan upaya boikot. 

Di Mekah Nabi diboikot secara ekonomi. Mereka mengumumkan apa saja yang Nabi beli agar tidak dijual dan apa saja yang Nabi jual agar tidak dibeli. Padahal ciri khas mata pencaharian masyarakat adalah berdagang dan Mekah adalah kota merkantilis.

Sebagai seorang dai, Nabi merespons kondisi seperti dengan akhlak mulia. Allah berpesan, "Dan sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka" (QS. Ali Imran/3: 159).

Sampai di sini didapat dua akhlak seorang dai berdasarkan petunjuk al-Qur'an, yakni lemah lembut dan pemaaf. Tentang pemaaf, Allah menjanjikan, "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim" (QS. al-Syura/42: 40).

Akhlak berikutnya yang harus dimiliki oleh dai adalah memintakan ampunan bagi mad'u yang terlanjur berat berdosa kepada Allah. Hal itu tertuang dalam potongan ayat, "Mohonkalha ampunan bagi mereka" (QS. Ali Imran/3: 159). 

Saat berdakwah di masyarakat Thaif Nabi diperlakukan secara zalim oleh mereka. Melihat hal itu malaikat berkata, "Hai Muhammad, jika kamu mau, aku bisa menimpakan al-Akhsyabain (dua gunung besar yang ada di kiri dan Masjidil Haram). Rasulullah menjawab, "Tidak, namun aku berharap supaya Allah melahirkan dari anak keturunan mereka ada orang-orang yang beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun" (HR. Bukhari).

Akhlak seorang dai selanjutnya adalah mau bermusyawarah bersama mad'u. Allah mengajarkan, "Dan bermusywarahlah dengan mereka dalam urusan itu" (QS. Ali Imran/3: 159).

Sebagai seorang juru dakwah, sejarah menunjukkan bahwa Nabi mengajak para sahabat bermusyawarah saat saat Perang Uhud. Saat itu ada dua pendapat, tetap berada di Madinah atau keluar menyambut musu di luar Madinah.. Mayoritas sahabat mengusulkan agar berangkat menghadang musuh. Nabi kemudian memutuskan untuk berangkat bersama pasukannya keluar Madinah.

Dari semua yang telah disebutkan tentang akhlak seorang dai, yang penting juga adalah tawakal. Allah berpesan, "Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya" (QS. Ali Imran/3: 159).

Kalau dirinci berdasar surah Ali Imran ayat 159, akhlak yang harus dimiliki seorang dai adalah lemah lembut, sudi memberi maaf, memohonkan ampunan, musyawara, dan tawakal.*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun