: rama prabu kawanku, bahkan daunan yang rontok tetap diperhitungkan tuhan ketika gugur di tanah, dijadikannya ia humus sebelum akhirnya menumbuhkan kehidupan lainnya kebajikannya yang sederhana, adalah lantaran daun tak pernah ngungun menjadi pelengkap rimbun puhun itulah soalnya, aku senantiasa percaya betapa tuhan tak pernah silap apalagi alpa terhadap segenap kebaikan maka aku pun teringat sebuah kisah, serombongan malaikan turun pada sebuah kapel dan turut bersuka-cita oleh nyanyian jemaat yang tulus waktu berlalu, kapel dirobohkan, sebuah gereja berdiri megah, para malaikat menyingkir gerah lantai marmer dan tiang kokoh serta --pintu gereja yang tertutup karena takut akan pencuri *) barangkali telah menjadi penyebab suara jemaat parau para malaikat kini telah menepi berdiam di kapel-kapel yang sunyi di mana nyanyian dilafazkan dengan hati kau ingatkah juga kisah seorang kakek penyapu halaman mushala? betapa ia menangis saat menjumpai pagi tanpa selembar daun pun yang bisa ia sapu lantaran seseorang telah merebut ibadahnya sebelum sang kakek terbangun? sambil menyesali diri di halaman yang suwung, sang kakek berjanji bakal terjaga lebih pagi *khobah, ws rendra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H