Mohon tunggu...
Jocelin Lavinia
Jocelin Lavinia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswi yang tertarik menulis

Selanjutnya

Tutup

Love

Dating Apps Membawa Cinta Sejati atau Malapetaka?

6 Juni 2023   02:01 Diperbarui: 6 Juni 2023   02:43 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Film Dokumenter The Tinder Swindler)


Aplikasi kencan online umum digunakan oleh banyak manusia dari berbagai generasi di zaman ini. Munculnya beragam aplikasi seperti Tinder, Bumble, TanTan, CupidOK, dan berbagai aplikasi lainnya menjadi salah satu opsi untuk membuka lembaran baru dalam dunia romansa manusia. Salah satu aplikasi yang banyak digunakan dan paling populer adalah Tinder. Dalam aplikasi ini, manusia dapat mencari calon pasangan kencan dengan kriteria yang diinginkan, karena banyak sekali penggunanya yang tersebar di berbagai belahan dunia. 

Sebagai salah satu aplikasi yang banyak digunakan, Tinder juga menjadi aplikasi yang dapat mendatangkan bencana bagi penggunanya. Setiap informasi yang dicantumkan dalam situs platform digital, belum tentu terdiri dari 100% informasi asli dari setiap penggunanya. Pastinya, akan terdapat beberapa kebohongan yang dicantumkan untuk dapat menemukan calon pasangan kencan yang cocok atau sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Kebohongan ini sangat umum dilakukan oleh seluruh umat manusia dari berbagai belahan di bumi ketika sudah menyangkut dengan platform digital. Hal ini yang membuat platform digital dapat menjadi sarang penipuan dan penyebar informasi kebohongan.

Semua orang tentunya menginginkan dunia romansa yang sempurna dan bahagia. Mencari pasangan di platform kencan online menjadi salah satu opsi yang populer. Seperti pada film dokumenter The Tinder Swindler, platform Tinder umum digunakan untuk mencari cinta sejati. Fitur pencarian yang dapat membantu mencari calon pasangan kencan agar sesuai dengan kriteria yang diinginkan membuat mudahnya dalam menemukan pasangan yang ideal. Tidak semua pasangan yang ideal dapat ditemukan dalam aplikasi ini. 

Film dokumenter ini menjadi saksi nyata untuk tidak mempercayai 100% akan informasi yang ada di platform digital. Dengan berkembangnya teknologi informasi, sangat mudah bagi seseorang untuk dapat melakukan pemalsuan identitas. Mudahnya dalam mendapatkan segala informasi di dunia digital membuat pemalsuan informasi tidak mudah untuk diketahui oleh orang lain. Insting manusia yang  mudah untuk mempercayai sesamanya menjadi sumbu utama alasan manusia mudah diperdaya oleh sesamanya.

Film yang rilis di platform Netflix pada 2 Februari 2022 menjadi saksi nyata bahwa mudahnya manusia dapat diperdaya oleh sesamanya dan sulit untuk mengungkapkan penipuan yang ada di dunia digital. Dalam film ini, diceritakan bagaimana seorang pria mampu melakukan penipuan identitas dan dapat memperdaya beberapa wanita yang mencari cinta sejati di aplikasi kencan online. 

Dalam film ini diceritakan bagaimana seorang pria bernama Simon Leviev melakukan penipuan terhadap korbannya selama bertahun-tahun. Dimulai dengan pertemuan secara online melalui aplikasi Tinder dengan memberikan kesan yang ramah, mudah bergaul, dan loyal menjadi sisi positif dari pria yang dilihat oleh wanita. Wanita yang menggunakan aplikasi kencan online secara umum mudah terbuai oleh kalimat-kalimat romantis yang dilontarkan oleh lawan jenisnya. Intensitas percakapan yang semakin intim membuat wanita mulai menaruh hati dan perasaannya kepada pria yang ditemuinya melalui aplikasi kencan online. 

Setelah berhasil memenangkan hati wanita dan menjadikannya pasangan atau pacar, mulai terlihat motif utama penipuan dari Simon. Mulanya dengan mengirimkan video bahwa dirinya sedang dalam bahaya, membuat wanita mulai memberikan simpati kepada Simon. Disinilah Simon mulai melakukan peminjaman uang secara berkala sampai membuat identitas palsu agar wanita yang menjadi "pacarnya" terbelit dalam hutang yang berkepanjangan. Setelah wanita yang telah menjadi "pacarnya" ini sadar bahwa ia telah dibohongi oleh Simon, Simon mulai melancarkan ancaman-ancaman untuk membuat wanita-wanita ini bungkam dan diam.

Film ini merupakan kasus nyata yang terjadi pada beberapa wanita yang menjadi korban dari Simon Leviev. Film ini memberikan pelajaran tersendiri bagi penontonnya untuk tidak mempercayai 100% apa yang disajikan di media digital. Selain itu, film ini mengajarkan untuk selalu berhati-hati terutama kepada orang yang baru dikenal, karena sulit untuk mengetahui intensi asli dari orang tersebut mendekatkan diri kepada kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun