Mohon tunggu...
Joanne Gabriella Susanto
Joanne Gabriella Susanto Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang murid

Saya adalah seorang murid

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Penyesalan | Alur cerita-Bakwan Fight back Episode 4 - POV Dirgantara

6 Oktober 2024   14:20 Diperbarui: 6 Oktober 2024   14:28 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari baru telah tiba, Karis bangun dengan ceria karena kemarin ia telah berhasil berteman dengan Inok. Pagi hari ini Karis ingin pergi ke sekolah bersama dengan Inok. Ia mengunjungi kamar Inok dan mulai memanggil Inok dengan suara keras. Tak lama keluar Jeje yang protes kepada Karis tentang suara teriakannya yang keras. Karis yang bingung bertanya kepada Jeje :"Loh, kok lu ada disini? Lu mau ganggu Inok lagi Je? Gua emang tau sih lu gila, tapi gua ga nyangka lu segila ini je. Lu ga cukup pukulin Inok disekolah doang?". Sambil Karis terus memarahi Jeje, Jeje mendekat dan menunjuk pada namanya tertera pada penanda kayu di sebelah kamar asramanya. "Lu baca, malu ga lu?". Karis tak bisa berkata-kata pun merasa malu dan berfikir Inok sudah berangkat kesekolah sendiri. Karis pun berangkat kesekolah menaiki Michelle (Motor kesayangannya). 

Saat tiba di kelas, Inok langsung menyapanya sambil menyindirnya :"Eh Karis, pagi. Lu lama banget dah kesekolahnya, udah gua tungguin dari tadi". Karis pun menjelaskan bahwa tadi ia ingin berangkat bersama dengan Inok, tetapi ia tidak ada di asrama. "Eh, gua berangkat pagi biar ga ketemu si Jeje" kata Inok. Medi, sang ketua kelas ditugaskan untuk mengecek apakah para murid sudah mengerjakan pr saat Pak Yoo izin ke toilet. Karis bingung karena ia tidak ingat bahwa ada pr. Inok tertawa kecil dan berkata pada Karis :"Hahaha, tenang ris, gua udah ngerjain, lu salin aja dari buku gua". Sambil mencari buku tulisnya. Tetapi ternyata, Inok meninggalkan prnya di asrama. Saat Medi mengecek, Medi menyuruh mereka mengambil jika masih sempat, atau menyuruh mereka untuk mengerjakan di buku lain. Karena mereka tidak bisa, Pak Yoo kembali dari toilet dan menghukum mereka berdua berlari di lapangan 3 kali lalu hormat bendera. Sambil berbincang di jalan, mereka mulai berlari di lapangan sambil bercanda. Karis memiliki ide bolos ke kantin, tetapi Inok tidak berani. Maka Karis menyuruh Inok untuk diam di lapangan sambil Karis pergi ke kantin. Karis berlari ke kantin dan membeli sebotol air dan roti untuknya dan Inok. Saat kembali Karis memberi minuman dan makanannya lalu kembali hormat bendera seperti tidak ada yang terjadi. Sambil hormat mereka berbincang dan bercanda. Tak lama Medi mendatangi mereka dan menyuruh mereka kembali ke kelas. 

Waktu istirahat pun tiba, Karis dan Inok diminta menghadap Pak Yoo di ruang guru. Pak Yoo kembali menasihati mereka dan menyuruh mereka memperbaiki kelakuan, serta memberi tugas tambahan untuk pergi ke tempat pizza dan mengikuti instruksi pekerja disana. Mereka pun makan bersama di rooftop. Disana Inok menceritakan lebih tentang sekolah Dirgantara. "Sebenarnya sekolah ini punya hukum kasta ris. Lu punya kuasa, lu bisa semena-mena di sekolah ini. Lu tau kan ada Langit yang kuat tetapi cuma nontonin pembullyan, dan Medi yang memiliki banyak uang tetapi cuma mikirin dirinya sendiri". Karis setuju dengan Inok. mereka kembali bercanda bersama. Sampai Inok mulai terlihat serius lagi, "Tapi ris, gua tuh sebenernya udah ga kuat ris sekolah disini, mau pindah sekolah. Tiap hari dibully habis-habisan, padahal orang tua gua bukan orang kaya, tetapi selalu kerja keras buat gua, dan usaha terus buat biayain gua sekolah. Gua juga nyamping kerja sih buat ngebantu orang tua gua, walau bayarannya ga seberapa, setidaknya bisa meringankan beban orang tua gua". Karis menyemangati Inok dan berkata bahwa ia akan terus menemani Inok dalam masa susah senangnya. Inok terhibur dan berterima kasih pada Karis akan bantuan dan support yang diberikannya. Karis pun mengajak Inok kembali ke kelas, mumpung waktu istirahat yang sudah tinggal sedikit. 

Bel masuk pun berbunyi, Karis dan Inok bergegas ke kelas. Saat di kelas, Karis melihat Klara, Kai, Jeje, dan Medi tidak di kelas. Karis curiga Klara diapa-apakan oleh Jeje dan Kai. Tak lama Klara masuk bersama Medi, serta Jeje dan Kai pun masuk ke kelas. Pak Yoo memberitahu bahwa mereka akan langsung pulang, tetapi mereka akan diberikan pr lagi. Saat pulang, Jeje menghampiri Karis dan berkata bahwa ia masih belum puas dengan kemarin. Jeje menantang Karis kembali dalam pertengkaran. Selagi Inok pergi meninggalkan Karis, Jeje menyuruh Kai mengejar Inok. Karis kembali menyindir dan menggoda Jeje dan langsung memukul Karis. Dalam dua pukulan, Karis tumbang. Jeje kembali berkata :"Nih yang lu harus tau, Lu itu terlalu lemah buat menegakkan hal yang lu sebut sebagai kebenaran, pecundang". Karis tertawa dan menjawab Jeje :"Untuk membela kebenaran, gua gaperlu dengerin ceramah lu. Liat aja lu Je, lu bakal menyesal suatu hari nanti". Jeje menanggapi Karis :"Menyesal? Sampah tidak pernah membuat gua menyesal ris, jadi apa yang akan lu lakukan selanjutnya hah?". Tak lama Langit menghampiri Jeje dan mereka berbincang sedikit, setelah itu Jeje pergi meninggalkan mereka. Langit pun menyuruh Karis ke UKS dan memberikan perban kepadanya. Sebelum Karis sempat pergi keluar kelas, Langit bertanya :"Makasih gua mana? Udah gua tolongin". Karis menanggapi Langit dengan sombong :"Kalo lu lakuin sesuatu atas tindakan pembullyan di sekolah ini, baru gua bisa bilang makasih ke lu. Tetapi lu cuma diem, lu ga berhak mendapat terima kasih gua, dasar pengecut lu ngit". 

Karis pun kembali mencari Inok dan menemukannya di lantai 5, tergeletak tidak berdaya. Karis mengobati Inok dan kembali bertanya dan protes terhadap perilaku Jeje dan Kai kepada Inok. Terdengar suara tangisan dari Inok, yang terdengar lelah. "Pasti cape ya nok?.. Pasti sakit ya?.." Tanya Karis. Inok berkata bahwa ia sudah tidak tahan lagi. Karis berusaha menyemangati Inok :"Lu pasti bisa nok, lu harus bisa". Terdengar dering kecil dari hp Inok. Inok mengangkat telefon itu dan entah mengapa, setelah berhenti menelepon, Inok berlari ke rooftop sekolah dengan muka pucat. Saat Karis mengejar, terlihat Inok yang memandang langit yang mendung. 

"Ris, orang tua gua meninggal ris.. Mereka kecelakaan tabrak lari. Gua udah ga kuat lagi ris, disekolah gua dibully, gua tahan-tahan demi orang tua gua. Gua ingin membanggakan orang tua gua. Tetapi sekarang, gua berjuang buat siapa lagi ris? Gaada lagi" kata Inok dengan harapan yang hancur. "Nok,tenangin diri lu dulu. Gua turut berduka, tetapi masih ada gua disini, gua ada buat lu". Hujan seketika turun."Makasih ya ris, udah jadi satu-satunya temen gua di dunia ini. Tetapi maaf, gua udah ga kuat lagi. Gua juga gamau begini ris, tetapi gua gatau harus ngapain lagi. Titip loker gua ya ris, tolong beresin". Lalu Inok Melompat dari Gedung sekolah itu. Karis berusaha berteriak menghentikan Inok, tetapi semuanya sudah terlambat. 

Pak Yoo yang sudah melihat kejadian tersebut berlari menghampiri Karis dan berteriak :" Karis, sadar, ia sudah tiada, dan sebaiknya kamu jangan liat kebawah sekarang. Kejadian hari ini anggap tidak pernah ada, saya tidak bisa membiarkan reputasi sekolah ini hancur. Ingat Karis, kita harus tutup mulut tentang ini. Inokhanya pindah sekolah, Inok tidak pernah melompat, Ingat itu Karis". Karis tertawa dan mulai mengejek Pak Yoo dan memukulnya. Tetapi Pak Yoo memukul Karis hingga tumbang. "Saya mengerti kamu marah Karis, kamu sedang bersedih sekarang. Tetapi meskipun kamu marah seperti ini, kamu tidak bisa mengubah kenyataan Karis. Inok itu hanya pindah sekolah, ingat. Jangan coba-coba laporkan ini ke polisi, atau membocorkan ini ke siapapun. Kalau kamu coba-coba melakukannya, kamu akan saya keluarkan dari sekolah ini, dan saya akan bilang ini ke ayah kamu. Bapak juga paham kamu ingin balas dendam kan? Kamu mau menghapus pembullyan kan disekolah ini? Kalo begitu, berjuanglah. Jangan keluar dari sekolah ini. Untuk sekarang, kamu pulang dulu. Bapak akan kebawah untuk melihat mayatnya sekarang. Karis menangis tak berdaya di sana, tak lama Langit menemukan Karis terbaring di atas. Langit pun membantu Karis bangun dan membawanya ke UKS. Karis tetap menangis, Langit mulai bertanya tentang keberadaan Inok. Karis menangis saking sedihnya tidak bisa berkata-kata dengan baik. Sampainya di UKS, Karis terus mentangisi kematian Inok. Bintang menghampiri Karis yang masih bersedih dan meninggalkannya di UKS sendiri. Karis terus menangis dan menyalahkan semua ini kepada dirinya sendiri. Tak tahu dimana mencari teman baru. Langit dan Bintang mencoba menenangkan Karis, tetapi Pak Yoo menyuruh mereka pulang dan meyakinkan mereka bahwa Pak Yoo bisa mengurus Karis sendiri. Karis sudah menganggap Inok sebagai keluarga, tetapi Inok meninggalkan Karis begitu saja. Sebelum Karis kembali ke asrama, Karis melakukan permintaan terakhir Inok, yaitu membersihkan lokernya. Loker tersebut hanya berisi sebuah buku diary milik Inok. Isinya :
Buku Harian
By Inok

Surga itu ep ep
Duniawi juga ep ep
Inok nih bosss
pal pale pal pale

Dear Diary
Tak terasa dua tahun hidup dengan penuh pembullyan, akhirnya bu, pak, aku punya teman yang peduli denganku. Namanya Karis. Dia berani membelaku, walaupun dia lemah.

Padahal dia bonyok juga. Pak, bu, aku sangat berterima kasih kepada kalian udah kerja keras untuk hidupku. Tenang pak, bu, Inok disini ga kenapa-napa. Selama ada Karis, Inok ga merasa sendirian lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun