Mohon tunggu...
Joan Natasya
Joan Natasya Mohon Tunggu... -

Saya lulusan Public Relation dari Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta (IISIP-Jakarta). Saya mulai kuliah tahun 2005 dan menyelesaikan studi saya pada februari 2009 lalu. Saya sangat menyukai pekerjaan seorang wartawan, karena setiap saat semua peristiwa yang terjadi dan ditangkap oleh mata sang wartawan, dapat langsung dituangkan dalam tuklisan, bahkan dalam sebuah foto dan video. Fenomena Citizen Journalismm, memang sangat dahsyat berkembang, seiirin g perkembangan teknologi saat ini. Saya mau belajar banyak, dan melaluui dunia jurnalistik, saya bisa memperoleh banyak ilmu dan pengetahuan. Terima kasih KOMPASIANA, senang bergabung di sini. Tuhan memberkati.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

... Sang Legend : "Merdeka Tanpa Roh = Patung" ... (Vol.1)

21 Agustus 2010   00:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:50 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pembicaraan masih bergulir lancar, pada intinya beliau berkenan membantu, mendukung anak muda yang mau berkretifitas. "Saya sangat mendukung, justru kalian-kalian ini yang masih muda, jangan sampai kreatifitas kalian mati. Buatlah acara-acara yang mendidik ...". Beliau menginginkan konsep yang matang, dan ikatan yang jelas. Seperti yang beliau bilang  "Gajahnya butuh makan ..." itu saja. Frontal, ceplas-ceplos, apa adanya. Saya sangat suka ini. Ada satu lagi hal yang masih membuat saya sangat penasaran.  Ketika layar kaca, artikel koran, majalah, internet menguraikan bagaimana sesungguhnya harmonisasi hubungan group ini, saya kembali mendapatkan fakta baru. Saat saya bertanya apa ada kontak no. anggota yang lain, dengan sekenanya beliau berkata "Saya tidak tahu kalau kontak no.yang lain ...." kemudian saya kembali mencoba mengorek, kalau ingin bertemu dalam acara keluarga bagaimana, kembali lagi beliau berkata "Yah, bertemu, bertemu saja, kadang langsung ... Bila perlu nanti masing-masing saja dibuatkan kontraknya ..." . Saya tersenyum, dan mulai berpikir saya simpan dulu pernyataan beliau, dan saya akan cari tahu no.kontak yang lain, agar persepsi saya berimbang, saya harus bisa mendapatkan pernyataan anggota yang lain, karena saya hanya mendengar dari satu sumber.

Pembicaraan yang berlangsung sejak pukul 14.00 tersebut, terus bergulir membahas berbagai hal, hanya sesekali pertanyaan keluar dari bibir saya, maupun bibir rekan saya. Semakin saya membiarkan beliau cerita apa adanya, semakin saya paham, bahwa jiwa "patriotis" group ini, maupun beliau secara personal, memang sangat tinggi. Group ini adalah nyawa pertama dari "Jiwa Nusantara" Indonesia, selanjutnya ada di tangan kita generasi penerus. Pembicaraan ini masih panjang, saya masih akan bertemu dengan beliau dan rekan-rekan yang lain. Semua rasa penasaran saya, masih saya biarkan menyala-nyala, kalau tiba waktu berikutnya, saya pastikan semua rasa penasaran ini, akan saya tuntaskan.

Baca dan nyanyikanlah lirik lagu ini dengan seksama, dengan lembutnya mereka menuangkan isi kepala mereka akan kekayaan alam kita. Bukan hanya ini, masih ada 900 lebih lirik lagu mereka yang secara lembut dalam penggunaan kata-katanya, namun BERMAKNA PATRIOTIS!!!

Bukan lautan hanya kolam susu

Kail dan jala cukup menghidupimu

Tiada badai tiada topan kau temui

Ikan dan udang menghampiri dirimu

Bukan lautan hanya kolam susu

Kail dan jala cukup menghidupmu

Tiada badai tiada topan kau temui

Ikan dan udang menghampiri dirimu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun