Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Pelikan yang Membantu Menyebrang

5 Desember 2018   22:02 Diperbarui: 6 Desember 2018   08:02 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jakarta – Kelap-kelip lampu yang menghiasi Ibu Kota yang membuat kota semakin menarik untuk dilihat oleh semua mata yang berkunjung ke Ibu Kota Indonesia. Gedung pencakar langit yang didalamnya berisi banyak orang yang beraktifitas di dalamnya. Saat petang menjelang dan jam menunjukkan pukul 17.00 orang-orang yang berada di dalam gedung tersebut keluar untuk bergegas pulang dan bersiap untuk melintasi jalan MH Thamrin dengan menggunakan Pelican Cross.

Pelican Cross adalah sarana baru yang disediakan oleh Pemprov (Pemerintah Provinsi) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta untuk menggantikan Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang terletak di jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat yang telah dibongkar. Sebelumnya, JPO yang berada di jalan MH Thamrin ini dianggap menggangu pemandangan bagi setiap orang yang melintas untuk melihat patung “Selamat Datang” yang berada di tengah-tengah jalan MH Thamrin. JPO ini dibongkar atas keinginan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan karena dianggap menggagu keindahan dari patung “Selamat Datang”. Dibongkarnya JPO dan diganti menjadi Pelican Cross guna untuk memperindah Kota Jakarta untuk menyambut perhelatan Asian Games 2018 yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang. Masing-masing kota mempercantik kota mereka untuk menyambut tamu-tamu dari negara di Asia yang mengikuti Asian Games 2018 yang akan datang ke Jakarta dan Palembang.

“Patung selamat datang itu dulu dibangun untuk mengucapkan selamat datang kepada peserta Asian Games 1962. Sekarang dengan JPO diturunkan semua orang yang lewat dari Jalan Thamrin ke arah Sudirman akan bisa melihat patung itu seperti semula," katanya, Mingggu (22/7/2018), dikutip dari Kompas.    

Dengan dibongkarnya JPO yang berada di kawasan jalan MH Thamrin ini, mengundang pro dan kontra dari banyak pihak. Beberapa orang menilai dengan adanya Pelican Cross ini, banyak orang dimudahkan dengan adanya Pelican Cross dan tidak perlu repot-repit untuk menaiki anak tangga untuk menggunakan JPO. Selain itu, ada beberapa orang juga yang mengganggap Pelican Cross ini tidak berguna karena hanya menghambur-hanburkan anggran saja.

“Secara pribadi saya lebih memilih menggunakan Pelican Cross dari pada menggunakan JPO”, imbuh Yolanda salah satu pengguna Pelican Cross.

Pendapat dari Siti Rahma sebagai pejalan kaki lainnya yang menggunakan Pelican Cross berpendapat bahwa dengan adanya Pelican Cross ini sangat terbantu karena tidak usah repot dan capek lagi untuk menaiki anak tangga saat menggunakan JPO yang ada sebelumnya. Selain terbantu dengan adanya Pelican Cross, Siti Rahma juga berpendapat bahwa dengan menggunakan Pelican Cross ini lebih beresiko karena masih belum banyak pengendara yang sadar akan peraturan lalu lintas, “apa lagi melihat banyaknya pengendara kendaraan baik kendaraan rota dua maupun roda empat yang belum sadar akan ketertiban lalu linta” tambahnya.

“Kurang efektif, karena menggangu aktifitas berkendara, selain itu Pelican Cross itu juga terletak di tengah jalan yang terbilang jalan besar.” Ungkap Octavianus sebagai pengendara yang melewati jalan MH Thamrin. Octa, sapaan dari Octavianus berpendapat bahwa bila saat berkendara tiba-tiba melihat lampu berwarna merah beliau merasa kaget karena tidak ada peringatan sebelumnya dan membuat saat berkendara bisa berhenti mendadaak dan dirasa membahayakan bagi pengendara dan juga bagi para pengguna kendaraan. “Pelican Cross juga bisa membuat macet karena banyak pengendara juga yang merasa kaget saat melihat lampu yang tiba-tiba berwarna merah dan harus berhenti secara tiba-tiba” tambahnya. Octa juga berpendaapat bahwa sarana bagi pejalan kaki atau biasa disebut juga trotoar yang ada juga belum memadai.

Pelican Cross sendiri merupakan kepanjangan dari pedestrian light controlled crossing atau penyebrangan yang diatur dengan tombol dan lampu lalu lintas. Pelican Cross merupakan jenis penyebrangan pejalan kakai yang dilengkapi satu set lampu lalu lintas  di dua sisi jalan. Dalam Pelican Cross ini juga bukan hanya petunjuk berbentuk visual namun juga bentuk non visul seperti bunyi bip yang bersuara agak keras sebagai pengingat untuk pejalan kaki dan juga para pengguna jalan raya lainnya. Dalam bentuk visual, terdapat lampu yang berwarna hiaju yang befungsi sebagai penunjuk pejalan kaki boleh berjalan dan lampu berwarna merah sebagai tanda bahwa pejalan kaki belum bisa menyebrangi jalanan. Dalam Pelican Cross juga terdapat tombol yang dapat ditekan oleh pejalan kaki apabila ingin menyebrang, gunanya adalah untuk memberikan waktu tunggu kepada kita seberapa lama kita menunggu sampai kita diperbolehkan untuk menyebrang ke sisi lain dari jalanan. Selain itu, tombol tersebut juga berfungsi untuk menyalakan lampu bagi para pengendara yang melintas jalan tersebut agar dapat berhenti supaya pejalan kakai yang ingin menyebrang menggunakan Pelican Cross dapat diberikan lampu hijau dan bisa menyebrangi jalan.  

Pelican Corss ini membuat banyak pernyataan baik pernyataan pro dan pernyataan yang kontra, bagaimana pun juga Pemprov DKI Jakarta membangun sarana tersebut untuk masyarakat dan juga untuk memperindah Kota. Kita masyarakat biasa hanya bisa menggunakan dan merawatnya agar fasilitas tersebut tidak cepat rusak dan tidak di rusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun