Ketika November Menusuk Sukma Akan Sebuah Rindu yang Tak Terbalaskan.
Untuk Sebuah Cinta yang pernah Ada terasa Hilang secepat kilat.
Wahai November penuh Kisah bak embun yang hilang ketika mentari bersinar.
Aroma November selalu mengingatkan Ku akan Kisah yang tak pernah berakhir Namun berlalu.
Entah Kemana Rindu itu berlabuh dan Kapan berakhir?
Sang waktu datang dan pergi seolah mengejek akan kisah yang tak bertepi ini.
Mentari berganti petang.
Siangpun berganti Malam.
Kenangan Kelam di Kota Tua.
Pada November yang telah berlalu namun selalu teringat oleh sang kalbu.
Wahai Rinai Hujan November.
Tidaklah Kau merasakan Kisah Kelam itu?
Ataukah lupa dalam Kenang yang seakan bisu dengan kenangan itu.
November memang selalu bersemi setiap Tahun namun tidak dengan Kisah Ku.
November terasa hadir bagaikan Sukma teriris pisau yang terasa sakit namun tak berdarah.
Mungkinkah Rindu dibalik Rinai Hujan November itu akan Berakhir?
Entahlah
Biarkan rindu yang tak terbalaskan itu ,pergi dan berlalu bersama Sang Waktu.
Rinai November Mengajarkan sebuah kesejukan namun tidak dengan membalas Rindu yang tak terbalaskan itu.
Semoga Rinai November menghantar rindu tak bertuan melewati lembah kelam penuh kenang.
Rote, 20 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H