Mohon tunggu...
Joan Pangemanan
Joan Pangemanan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Melintasi Kuburan di Desa Berumur 3,5 Abad

11 Oktober 2021   21:15 Diperbarui: 11 Oktober 2021   21:24 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pekuburan Desa Kauditan 1. (Foto : Joan Pangemanan)

Desa Kauditan 1 yang sekarang sudah berdiri selama 3,5 abad atau lebih tepatnya 376 tahun, memiliki potensi-potensi wisata alam dapat dinikmati dengan melintasi pekuburan desa tersebut. Desa ini terletak di Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.

Dengan terpilihnya Kepala Desa yang baru, program-program untuk menjadi desa wisata dengan memanfaatkan potensi yang ada pun mulai diusung.

Berdasarkan rencana kerja pemerintah desa, program desa wisata tersebut rencananya akan dijalankan pada tahun 2020, tetapi COVID-19 menyerang dan diundur menjadi tahun 2021. Ditemui pada 4 Oktober yang lalu di salah satu objek wisata yaitu Pondok TDT (Tong Deng Tong), Kepala Desa Kauditan 1, Nancy Pangemanan Worung, B.Sc mengatakan, "Rencana pembangunan jangka panjang desa itu sudah diprogramkan, adanya pembangunan desa wisata itu supaya selaras dengan program dari pemerintah pusat."

Pondok TDT (Tong Deng Tong). (Foto : Joan Pangemanan)
Pondok TDT (Tong Deng Tong). (Foto : Joan Pangemanan)

Nancy juga menambahkan, "Ada potensi-potensi wisata di desa yang belum tergali. Jadi itu beberapa hal yang menyebabkan kenapa pada masa pemerintahan saya lebih menitikberatkan pada program pengembangan desa wisata."

Terdapat banyak destinasi wisata yang ada di Kauditan 1, di antaranya ada situs-situs budaya peninggalan nenek moyang seperti waruga. Waruga itu sendiri adalah makam atau kuburan nenek moyang orang Minahasa yang terbuat dari batu. Peninggalan tersebut yang dijadikan objek wisata oleh pemerintah daerah.

Agrowisata juga menjadi salah satu destinasi wisata yaitu pertanian dan perikanan. Pemandangan alam di bagian selatan desa Kauditan 1 yang dihiasi dengan hantaran sawah pun ikut menjadi salah satu objek wisata yang paling dikunjungi wisatawan lokal.

Hantaran sawah Kauditan 1. (Foto : Joan Pangemanan)
Hantaran sawah Kauditan 1. (Foto : Joan Pangemanan)

"Tahun ini baru torang mulai dengan anggaran 60 juta dan setiap tahun akan torang anggarkan untuk pengembangan." ujar Hukum Tua atau sebutan untuk Kepala Desa di Minahasa. Dengan anggaran pemerintah tersebut, masyarakat, perangkat desa dan Hukum Tua bekerja sama untuk membangun desa Kauditan 1 menjadi desa wisata.

Seperti proses pembangunan pada umumnya, pemerintah desa Kauditan 1 pun mengalami kendala-kendala dalam program ini. Salah satunya wisatawan belum dapat datang karena larangan mobilitas dari pemerintah terkait dengan pencegahan COVID-19 di Minahasa Utara.

Selain itu, infrastruktur berupa jalan yang belum layak untuk para wisatawan lewati menjadi kendala paling berat. Jika ingin berkunjung, wisatawan dapat datang pada sore maupun malam hari untuk menikmati keindahan alam.

Pekuburan Desa Kauditan 1. (Foto : Joan Pangemanan)
Pekuburan Desa Kauditan 1. (Foto : Joan Pangemanan)

Pada faktor publikasi sendiri, bisa dibilang lancar dan efektif dengan bantuan media sosial yang yang memadai. "Kalo masalah promosi, nyanda ada kendala sih justru banyak orang so tahu dang ini melalui media sosial. Facebook, Instagram, Youtube, semua dipakai." pungkas Nancy. Nancy pun berharap agar program yang sudah pemerintah desa rencanakan bisa terealisasikan dan juga pemerintah kabupaten maupun provinsi bisa membantu pembangunan infrastruktur yang layak.

Pelaksanaan sosialisasi bagi masyarakat telah dilakukan pemerintah desa. Tujuannya agar masyarakat sadar akan potensi wisata dan bertanggung jawab dalam merawat dan melestarikan budaya yang ada.

Seorang masyarakat yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Sam Ratulangi Manado, Ir. Lyndon Pangemanan, M.E., berpendapat pada 4 Oktober bahwa, "Terbangunnya desa wisata rintisan di Kauditan 1 itu merupakan nilai tambah atau value added bagi masyarakat, artinya dari sisi pendapatan terciptanya lapangan kerja baru." Beliau menjelaskan tentang sosialisasi yang dapat menjadi sarana pemberdayaan masyarakat. Untuk terciptanya kondisi yang aman dan tertib sebagai tuan rumah dan penerima tamu.

Pekuburan Desa Kauditan 1. (Foto : Joan Pangemanan)
Pekuburan Desa Kauditan 1. (Foto : Joan Pangemanan)

"Perlu ada semacam harmonisasi antara program desa dan masyarakat dengan program pemerintah yang ada di atas, kabupaten atau provinsi." jawabnya saat ditanya harapan untuk Desa Kauditan 1 sebagai masyarakat. "Desa kan cuman boleh bangun yang kecil-kecil program, nah harusnya kabupaten dan provinsi jemput bola dengan membangun infrastruktur yang kebutuhan biayanya besar. Nah itu yang belum konek," kritiknya. Lyndon pun mengakhiri dengan ajakan, "Mari kita bangun bersama dari nol baik dari desa, kabupaten, provinsi, kita bangun bersama."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun