Mohon tunggu...
Jamilatun Nahdliyah
Jamilatun Nahdliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

UIN Suka Yogyakarta 2015 . Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Seorang anak muda yang tengah menghampiri mimpinya. No matter where we go, we take a little of each other everywhere.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jogja, Masihkah Kota Pelajar?

31 Agustus 2016   12:02 Diperbarui: 31 Agustus 2016   12:09 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta – Sebuah kota yang kental sekali akan budayanya. Sudah sekian lama kota budaya ini menyandang gelar “Kota Pelajar”. Begitu banyak para muda mudi dari berbagai kota yang sengaja datang ke kota Jogja untuk mengenyam pendidikan dari segala tingkatan. Dari tingkat dasar, atas sampai tingkat perguruan tinggi. Memang Yogyakarta tergolong kota idaman bagi para pelajar karena masyarakatnya yang ramah tamah juga biaya hidupnya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya. 

 Selain itu juga di kota yang berhati nyaman ini terdapat banyak sekali universitas-universitas seperti UGM, UNY, UIN, UPN. Bahkan universitas terbaik pun berada di kota ini. Di tambah lagi kualitas pendidikan di Jogja memang tergolong baik, buktinya selama ini banyak sekali  para pelajar jogja yang meraih prestasi baik tingkat nasional maupun internasional.

Berbicara mengenai pelajar, meskipun berprestasi tidak di pungkiri juga bahwa pelajar di kota ini tidak luput dari tindakan-tindakan negatif yang dapat mencoreng kota Yogyakarta dari sebutan Kota Pelajar. Misalnya saja tindakan bullying yang sering terjadi antara senior kepada juniornya saat OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan).  Selain itu juga tindakan vandalisme yang seringkali terjadi seperti mencoret-coret tembok atau rambu-rambu petunjuk lalu lintas bahkan tak terlewatkan pula tawuran antar pelajar yang menyebabkan keresahan masyarakat.

Seiring dengan kemajuan teknologi  informasi membuat para pelajar mengakses dan menerima informasi dari berbagai belahan dunia dengan mudah dan bebas, gaya hidup hedonis pun mulai masuk dalam kehidupan para pelajar terutama dalam bidang food and fashion. Apalagi di dukung dengan adanya mall, rumah makan serta kafe yang memenuhi setiap sudut kota ini semakin membuat para pelajar tak bisa jauh dari kehidupan hedonis.

Jogja yang terkenal akan kekayaan tempat wisatanya pun tak luput menarik perhatian para pelajar untuk mengunjunginya. Banyak pelajar yang suka menghasbiskan waktunya untuk sekedar jalan-jalan, travelling, have fun. Bahkan beberapa dari mereka ada yang sampai lupa belajar karena keasyikan jalan-jalan. Memang tindakan tersebut tidak salah, karena itu merupakan suatu kebutuhan untuk merefresh diri dari segala kepenatan setelah belajar. Namun segala sesuatu ada porsinya bukan? Mengingat tujuan mereka datang ke kota ini ialah untuk mencari ilmu bukan untuk travelling.

Dan yang paling menyedihkan adalah pergaulan bebas di kalangan pelajar yang sudah marak terjadi. Banyak pelajar yang terperangkap dalam kehidupan gelap seperti,  Rokok,mabuk-mabukan, seks bebas bahkan narkoba sudah tidak dapat dihindari lagi. 

Tidak sulit menemukan para pelajar yang mabuk-mabukan di pinggir jalan. Yang paling mengagetkan ada data yang menyebutkan 97,05% mahasiswa di Jogja sudah tidak perawan. Memang kevalidan data tersebut tidak 100% benar karena hanya mengambil sampel sebagian saja dalam penelitiannya. Namun saya yakin  masih banyak para pelajar yang masih menjaga kehormatannya.

Dengan adanya peristiwa-peristiwa tersebut tentunya sudah cukup menampar keras, ada baiknya para pelajar khususnya mahasiswa untuk memperbaiki image tersebut dengan banyak membaca buku, rajin mengikuti diskusi, aktif mengikuti kegiatan kampus atau bahkan mengikuti lomba lomba dan meraih prestasi. sehingga julukan  kota Pelajar tetap terus  menempel pada kota Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun