Masa kehamilan dan persalinan merupakan momen penuh kebahagiaan bagi para ibu dan keluarga. Namun, dibalik momen spesial ini, tak jarang muncul perasaan sedih, cemas, dan mudah lelah yang dikenal sebagai baby blues. Perasaan ini umumnya dialami oleh 70-85% ibu baru dan biasanya hilang dalam waktu 1-2 minggu setelah melahirkan.
Meskipun baby blues tergolong wajar, ada kalanya perasaan tersebut berkembang menjadi depresi pasca persalinan (depresi postpartum). Depresi postpartum merupakan kondisi yang lebih serius dan membutuhkan penanganan profesional.
Di sinilah peran penting keluarga dalam membantu ibu baru membedakan baby blues dan depresi postpartum.
Mengenali Gejala Baby Blues dan Depresi Pasca Persalinan
Baby blues biasanya muncul dalam beberapa hari setelah melahirkan dan ditandai dengan gejala-gejala seperti:
- Perubahan suasana hati: Mudah menangis, sedih, cemas, dan mudah marah.
- Kelelahan: Merasa lelah secara fisik dan mental.
- Kesulitan tidur: Sulit untuk tidur nyenyak atau mengalami insomnia.
- Kehilangan nafsu makan: Tidak nafsu makan atau makan berlebihan.
- Kesulitan fokus: Sulit untuk berkonsentrasi atau mengingat sesuatu.
Gejala-gejala baby blues biasanya hilang dalam waktu 1-2 minggu tanpa memerlukan pengobatan khusus. Sedangkan depresi postpartum (PPD) memiliki gejala yang lebih parah dan berlangsung lebih lama, yaitu:
- Perasaan sedih yang mendalam dan berkepanjangan: Sedih dan putus asa yang tidak hilang meskipun sudah beristirahat atau menghabiskan waktu bersama orang tersayang.
- Kehilangan minat dan kesenangan: Kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya disukai.
- Perubahan nafsu makan yang signifikan: Penurunan atau peningkatan nafsu makan yang ekstrim.
- Kesulitan tidur: Sulit tidur atau tidur terlalu lama.
- Kehilangan energi: Merasa lelah secara konstan, bahkan setelah istirahat.
- Kesulitan berpikir, berkonsentrasi, dan membuat keputusan: Sulit untuk fokus, mengingat sesuatu, atau membuat keputusan.
- Perasaan tidak berharga atau bersalah: Merasa tidak berharga sebagai ibu atau bersalah atas sesuatu.
- Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi: Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi.
Jika ibu baru mengalami gejala-gejala depresi postpartum, penting untuk segera mencari bantuan profesional. Semakin cepat depresi postpartum diobati, semakin cepat pula ibu dapat pulih dan menjalin ikatan dengan bayinya.
Peran Keluarga dalam Mendukung Ibu Baru
Keluarga dapat memainkan peran penting dalam membantu ibu baru membedakan baby blues dan depresi postpartum, serta memberikan dukungan yang dibutuhkan. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan keluarga:
- Pelajari tentang baby blues dan depresi postpartum: Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki tentang kedua kondisi ini, semakin mudah untuk mengenali gejalanya dan memberikan bantuan yang tepat.
- Berkomunikasi dengan ibu baru: Tanyakan bagaimana perasaan ibu baru dan dengarkan dengan penuh perhatian. Berikan dukungan dan dorongan semangat.
- Bantu ibu baru dalam mengurus rumah tangga dan bayi: Bantu ibu baru dalam mengurus pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, membersihkan rumah, dan merawat bayi. Hal ini dapat membantu meringankan beban ibu baru dan memberinya waktu untuk beristirahat.
- Dorong ibu baru untuk mencari bantuan profesional: Jika ibu baru menunjukkan gejala depresi postpartum, doronglah dia untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau psikiater.
Tetaplah positif dan berikan dukungan emosional: Berikan dukungan emosional kepada ibu baru dan yakinkan bahwa dia tidak sendirian.
Pentingnya Edukasi dan Kesadaran
Masih banyak masyarakat yang belum memahami perbedaan antara baby blues dan depresi postpartum. Oleh karena itu,penting untuk meningkatkan edukasi dan kesadaran tentang kedua kondisi ini. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti seminar, workshop, dan artikel edukasi.
Dengan edukasi dan kesadaran yang memadai, keluarga dapat menjadi garda terdepan dalam membantu ibu untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dukungan keluarga yang positif dan penuh kasih sayang dapat membantu ibu untuk melewati masa-masa sulit ini dan kembali merasakan kebahagiaan dalam mengasuh buah hatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H