Mohon tunggu...
Jn. Aether
Jn. Aether Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

Hi, I’m Aether, a single-mother, storyteller, poet, and content writer, who likes to share my ideas over a cup of coffee and tea 🍃☕️. Sometimes, the quietest people have a thousand brilliant ideas in their minds.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Upacara dan Tradisi Unik Menyambut Ekuinoks di Berbagai Belahan Dunia

21 Maret 2024   12:10 Diperbarui: 21 Maret 2024   12:29 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Alena Koval (Pexels)

Ekuinoks adalah fenomena astronomi yang terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada musim semi (sekitar bulan Maret) dan musim gugur (sekitar bulan September). Kata "ekuinoks" berasal dari bahasa Latin, "aequus" yang berarti "sama" dan "nox" yang berarti "malam".

Pada saat ekuinoks, siang dan malam memiliki durasi yang sama, yaitu sekitar 12 jam. Hal ini terjadi karena Matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa, sehingga sinar matahari terdistribusi merata ke seluruh belahan bumi.

Di berbagai belahan dunia, ekuinoks diiringi dengan tradisi unik yang mencerminkan nilai dan kepercayaan masyarakat setempat. Tradisi-tradisi ini merupakan bukti dari kekayaan budaya yang perlu kita ketahui. Dan berikut beberapa tradisi ekuinoks di berbagai negara:


1.  Shunbun no Hi di Jepang

File : Japan Web Magazine
File : Japan Web Magazine

Di Jepang, shunbun no hi adalah hari libur untuk merayakan ekuinoks musim semi (musim semi). Ini adalah bagian dari festival tujuh hari yang disebut Haru no Higan. Selama Higan, orang Jepang mengunjungi makam keluarga mereka untuk membersihkan dan menyemprotkan air sebagai tanda penghormatan kepada leluhur mereka. Mereka juga membuat dan membawa makanan khusus yang disebut ohagi, yang terbuat dari beras ketan yang digulung menjadi bola dan dicelupkan dalam kacang merah atau kacang hitam. Upacara ini mendorong refleksi spiritual dan penghormatan kepada leluhur.

2.  Chichn Itz di Meksiko

File : Mxico News Daily
File : Mxico News Daily

Di Meksiko, kota-kota kuno seperti Chichn Itz dan Teotihuacn selalu ramai dikunjungi oleh ribuan wisatawan, setiap kali perayaan ekuinoks musim semi. Chichn Itz merupakan rumah bagi Kuil Kukulkan yang terkenal di dunia, kuil ini akan tampak hidup selama ekuinoks berlangsung karena bayangan yang dihasilkan oleh desain kuil memberikan efek ular berbulu raksasa yang merayap ke bawah. tangga. Chichn Itz juga ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1988.

3.  Festival Nowruz di Iran

Photo by Pavel Mikheyev (Reuters)
Photo by Pavel Mikheyev (Reuters)

Norouz/Nowruz adalah perayaan (hari pertama) musim semi dan awal Kalender Iran. Oleh komunitas bangsa Iran, hari ini dirayakan pada tanggal 21 Maret dan menurut vernal quinox (permulaan musim semi), bisa terjadi pada tanggal 20 Maret, 21 Maret atau 22 Maret menurut tarikh Gregorian. Kata Nowruz merupakan gabungan dari kata Persia ( sekarang yang berarti 'baru') dan ( ruz yang berarti 'hari').  Dalam perayaan tersebut, rumah-rumah didekorasi dengan bunga dan pernak-pernik berwarna cerah, dan keluarga berkumpul untuk menikmati hidangan tradisional seperti Haft Sin, hidangan dengan tujuh simbol keberuntungan. Festival ini diwarnai dengan tarian, musik, dan tradisi membakar boneka Chaharshanbe Suri untuk mengusir roh jahat.

4.  Perayaan Ostara di Eropa

File : Johannes Gehrts (WikiMedia Creative Commons)
File : Johannes Gehrts (WikiMedia Creative Commons)

Ostara adalah festival pangan untuk menyambut awal musim semi, biasanya festival ini dirayakan sekitar tanggal 20 Maret. Kata Ostara berasal dari nama dewi Anglo-Saxon, Eostre. Eostre yang mewakili musim semi dan awal yang baru. Secara tradisional, masyarakat merayakan Ostara dengan ritual, pesta, dan aktivitas seperti mendekorasi telur dan menanam benih untuk menghormati pembaharuan bumi.

5.  Upacara Holi di India

Photo by Kristin F. Ruhs (Shutterstock)
Photo by Kristin F. Ruhs (Shutterstock)

Di India, ekuinoks musim semi dirayakan dengan penuh semangat dalam bentuk Festival Holi yang terkenal. Festival ini diwarnai dengan pelemparan bubuk warna dan air, yang melambangkan kegembiraan dan persatuan. Selain itu, masyarakat juga menikmati makanan-makanan ringan khas festival, seperti gujiya (kue isi manis), dan thandai (minuman susu rempah-rempah).

Tradisi-tradisi diatas umumnya melambangkan rasa syukur terhadap alam, harapan untuk panen yang berlimpah, dan doa untuk kehidupan yang lebih baik. Jadi, sudahkah Anda merenungkan makna di balik tradisi ekuinoks di daerah Anda? Atau mungkin Anda ingin mencoba mempelajari tradisi ekuinoks dari budaya lain?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun