Mohon tunggu...
zainudin zen
zainudin zen Mohon Tunggu... karyawan swasta -

senantiasa bersyukur atas semua yang ada

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menghabiskan Sisa Prasangka Baik....

17 Mei 2014   05:28 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:27 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rasa rasanya PD dan SBY ini sudah menghabiskan sebagian besar deposit prasangka baik para Relawan Dahlan. Kalau sekedar menyebut nama pemenang konvensi saja SBY ogah melakukan, bagaimana mau fight memperjuangkan.

Dengan perolehan suara Demokrat yang hanya 10 %, siapapun tahu bahwa pemenang konvensi sulit untuk maju sendirian. Tapi bukankah yang dinanti nanti publik hari ini adalah nama pemenang konvensi, bukan proses koalisi dalam rapimnas nanti.

Meski bocoran pemenang konvensi sudah beredar luas, mengumumkan siapa pemenang konvensi tetap diperlukan agar tidak ada kesan konvensi ini dibiarkan mengambang. Siapapun pemenang konvensi pun pasti juga sadar bahwa proses konvensi berdiri sendiri beda dengan lobi lobi koalisi.

Idealnya pemenang konvensi memang seharusnya diusung sebagai capres, tapi bisa saja karena hitung hitungan koalisi derajadnya turun jadi cawapres, menteri bahkan tidak jadi apa apa sama sekali. Siapapun pemenang konvensi pastinya paham dan siap menghadapi resiko ini, termasuk seorang Dahlan Iskan yang memang sejak awal siap untuk tidak jadi apa apa.

Keengganan untuk mengumumkan siapa pemenang konvensi bisa jadi mungkin karena SBY memiliki strategi tingkat tinggi yang musuh paling digdaya pun susah mendeteksi, bisa juga karena hitung hitungan rumit koalisi yang susah dipahami, tapi bagi orang awam kesannya SBY ini seperti tidak menghargai proses konvensi yang digulirkannya sendiri. Sekedar menyebut nama pemenang konvensi apa susahnya.

Tapi sudahlah. Konvensi sudah usai. Meski SBY tidak mengumumkannya secara resmi orang juga sudah tahu Dahlan Iskan lah pemenangnya. Seperti biasa Dahlan santai saja menyikapinya. Dia terima semua hasilnya tanpa sedikitpun rasa protes atau kecewa. Wajahnya tetap sama, ceria. Tidak terbersit sedikit pun di wajahnya guratan kesedihan, bimbang atau apalah namanya. Dahlan sungguh sudah mengajarkan ilmu ikhlas dan sabar tingkat dewa kepada kita.

Kini bola itu ada pada PD dan SBY. Entah strategi apa yang dipakai pada rapimnas nanti yang jelas kini ada nama Dahlan sebagai pemenang konvensi dalam saku mereka. Apakah kemudian nama Dahlan yang akan mereka ajukan, apakah nama lainnya atau diam saja pasrah menjadi oposisi terserah saja. Bukankah selalu ada pilihan seperti SBY bilang.

Kinipun kalau mau tetap berprasangka baik kepada SBY boleh boleh saja, sah sah saja tapi kalau bisa seperlunya saja. Tak usah berharap yang berlebihan karena bisa saja endingnya bikin kecewa. Bukankah Dahlan sendiri mengatakan bahwa tak terlihat usaha yang benar benar gigih dari Demokrat dalam membangun koalisi pemerintahannya.

Kita tunggu hasil rapimnas nanti. Bagaimana PD dan SBY mengelolanya dalam waktu semepet ini, apakah menjadi oposisi atau masih berjuang membangun koalisi. Bila akhirnya nama Dahlan yang kembali muncul berarti akal sehat itu belum mati. Bila orang di luar peserta konvensi yang tiba tiba muncul entah mungkin pertimbangannya cuma bagi bagi kursi. Dan bila yang muncul akhirnya nama nama peserta konvensi selain Dahlan itu artinya mereka memilih harakiri.

Menarik juga untuk didicermati apakah usai konvensi ini Dahlan Iskan masih merasa terikat dengan Demokrat dan SBY. Bila ada tawaran cawapres dari Prabowo atau Jokowi sekalipun apakah Dahlan masih tidak mau meladeninya sama sewaktu ikut masih konvensi. Dia pasrahkan semuanya kepada SBY selaku pemimpin partainya.

Bila benar berita yang beredar bahwa PD dan SBY memberi kebebasan kepada Dahlan untuk memilih jalannya sendiri tentu itu akan sangat menarik. Dalam berbagai survei internal Gerindra dan PDIP nama Dahlan Iskan adalah jaminan bagi berlangsungnya pilpres satu putaran. Tapi tentu saja mereka tidak akan semudah itu menggaet Dahlan.

Silahkan masing masing timba itu berlomba lomba mengambil air di sumur yang dalam. Kedalaman hati, kecerdasan dan keikhlasan Dahlan Iskan lah yang akan menentukan dengan timba mana ia akan berlabuh. Tanpa ada satupun timba yang menghampiri air di sumur itu akan tetap tenang karena didasarnya ia sudah memiliki mutiara cemerlang bernama Dahlan Iskan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun