Memakzulkan Jokowi juga bukan pekerjaan mudah meski tidak mustahil dilakukan. Memakzulkan Jokowi ibarat membuka kotak pandora. Kita tidak tahu apa yang bakal keluar setelah kotak terbuka. Makanan yang kita harapkan, racun mematikan yang kita dapatkan. Bukannya angin sepoi sepoi malah angin ribut dan badai yang keluar.
Hanya Tuhan yang tahu apa isi kotak pandora itu sebenarnya. Sebagai manusia kita tentu punya nalar dan kekuatan untuk berusaha. Kita tentu tidak ingin bangsa ini hancur gara gara Jokowi seorang. Tapi Kita juga tidak ingin pemimpin kita dipermalukan. Kecuali Presiden dengan sengaja mempermalukan dirinya sendiri dengan selalu diam dan patuh saat diintervensi.
Cukup sudah peristiwa G30S/PKI dan kerusuhan 1998 sebagai huru hara terakhir pergantian kekuasaan. Kalaupun harus mengganti Jokowi di tengah jalan kita berharap tidak ada satu nyawapun yang hilang di jalan. Bangsa ini sudah terlalu letih untuk kembali pada konflik politik berkepanjangan.
Bila Tuhan memang mentakdirkan Jokowi tetap di istana hingga lima tahun kedepan, semoga ada perubahan dari Presiden Jokowi menuju yang lebih baik. Bila Tuhan memang mentakdirkan usia jabatannya tidak lama lagi semoga ini adalah jalan terbaik bagi bangsa ini. Sebagai pelajaran bahwa bangsa ini bisa melewati pergantian kekuasaan di tengah jalan tanpa ada kekerasan.
Semoga Presiden cepat tanggap dan memahami gejolak sebagian besar rakyat yang resah di bawah kepemimpinannya. Jangan sampai menunggu rakyat melakukan revolusi yang berujung anarki. Jokowi tentu ingin dikenang sebagai negarawan. Bukan kenangan buruk sebagai kesalahan terbesar yang pernah dilahirkan oleh republik ini...
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H