Mohon tunggu...
Jamaludin Lutfi
Jamaludin Lutfi Mohon Tunggu... profesional -

Saya anak ke dua dari enam bersaudara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sutra Membalut Bumiku Menangis

6 Juli 2011   19:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:53 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelembutan itu mengoyak lukaku;

Siapa sangka peka ‘kan terpenjara?,

Perban dalam kotak P3k tak cukup baik

Untuk membalut luka, dan

Menyerap darah putriku

Akhirnya;

Sutra turut berkabung

Dan, pahlawan itu sungguh beruntung

Dicinta memar bak simpatisan sejati

Hingga matinya terlihat sahid, tapi

Tak terlalu besar peluangnya

Bagi mereka, masuk surga adalah sia-sia

Bukan alasan yang sempurna memang

Namun, bagi gelondongan kain dan ulat sutra

Yang penting laris dan terjual habis

Ya…

Tidakkah kalian pikirkan?

Bila itu telah mengotori tempat tidurku

Kalian buang hajat dimana-mana

Tidakkah kalian dengarkan?,

Begitu pilu bumiku menangis.

(Serpong (Baru Asih), 25 Agustus 2007/ 21: 15 WIB)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun