Mohon tunggu...
James Lola
James Lola Mohon Tunggu... -

Kalau Anda Ingin Mengalahkan Dunia, Cairkanlah, jangan Menghantamnya Dengan Palu (Alexander MacLaren)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Minal Aidin Wal Faidin, Bukan Ungkapan Untuk Idul Fitri, Lalu...?

27 Juli 2014   03:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:04 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tahukah anda dari siapa dan apa arti sesungguhnya dari ucapan Minal Aidin Wal Faidin, yang sering diucapkan dalam sebuah perayaan besar idul fitri, yang selalu diikuti dengan kalimat mohon maaf lahir dan bathin?

Saya yakin, banyak dari kita yang tidak tahu, karena kebanyakan dari kita hanya mengikuti tradisi yang ada dan yang sudah berkembang dan yang sudah turun-temurun dilakukan. Kenapa begitu? karena kebanyakan kita yang beragama di Indonesia itu malas atau tidak mau berpikir, tetapi asal terima saja apa yang ada.

Kalau begitu darimana ungkapan Minal Aidin Wal Faidinpertama kali diucapkan? Ternyata ungkapan ini pertama kali diucapkan oleh Soekarno pada tahun 1958, hal ini dikarenakan Soekarno senang menciptakan kosakata-kosakata baru dalam pidatonya. Yang kemudian diambil oleh Malaysia dan Brunei dan digunakan secara luas di negara-negara itu pada saat merayakan Idul fitri, sehingga ungkapan ini hanya ada di Indonesia, di Malaysia dan Brunei dan tidak ada di Arab pada saat perayaan idul Fitri.

Sebenarnya ungkapan ini merupakan sebuah doa yang dilepaskan dari konteksnya, atau dengan kata lain doa yang dipenggal.

جَعَلَنَااللهُوَإِيَّاكُمْمِنَالْعَائِدِيْنَالْفَائِزِيْنَ،وَتَقَبَّلَاللهُمِنَّاوَمِنْكُمْ

Yang berarti

” Semoga Allah menjadikan kita dan anda sekalian bagian dari orang-orang yang kembali (fitrah) dan orang-orang yang beruntung, semoga Allah menerima ibadah dari kita dan anda sekalian. “

Jadi pada mulanya ungkapan ini digunakan sebagai ungkapan bangga atas kemenangan perang. yang mempunyai arti "Semoga Termasuk dari Orang-orang yang Kembali (fitrah) dan sebagai Orang yang Menang

Lalu, jika demikian, bagaimana sikap kita, terutama yang akan merayakan Idul Fitri?

Selama, ini menjadi doa anda, silahkan saja, tetapi yang perlu anda sadari adalah bahwa kata ini tidak ada hubungan dengan Idul Fitri, jadi kapan saja anda bisa mengucapkan doa ini, tidak hanya pada saat Idul Fitri saja.

Dan dari sini kita bisa belajar, bahwa tidak selamanya sebuah tradisi itu benar, tetapi harus selalu dikoreksi dan dicari tahu kebenarannya, karena beragama itu tidak hanya soal perasaan, tetapi juga soal pikiran/ akal budi.

Karena, salah satu hukum yang utama adalah "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu." itu berarti jika kita mencintai Tuhan, jangan hanya memakai perasaan tetapi juga harus menggunakan pikiran, karena jika hanya memakai perasaan, maka kita akan terjebak dalam fanatisme buta tanpa perduli kebenaran, tetapi juga jika hanya dengan pikiran saja, akan terjebak dalam sebuah pengetahuan tanpa penghayatan akan arti mencitai Allah itu.

Selamat menyambut Idul Fitri, dan Selamat berefleksi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun