Mohon tunggu...
Johandy Lingkubi
Johandy Lingkubi Mohon Tunggu... Tidak Ada -

Seorang yang ingin selalu lebih baik bagi diri sendiri, orang lain, lingkungan dan terutama untuk Sang Pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kemajuan Teknologi dan Momen Santap Bersama Keluarga

2 Agustus 2016   13:00 Diperbarui: 2 Agustus 2016   23:12 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Momen santap bersama keluarga merupakan salah satu momen penting dalam kehidupan berkeluarga. Tentunya di tengah-tengah kesibukan masing-masing orang dalam keluarga, kapan lagi kita bisa berkumpul bersama-sama keluarga di setiap harinya kalau bukan saat kita bersama berada di satu meja makan untuk melaksanakan aktivitas yang sangat diperlukan oleh setiap manusia yaitu makan dan minum.

Dengan berkembangnya zaman momen santap bersama keluarga tetap bertahan dari dulu sampai sekarang. Namun apabila dicermati seiring dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, kesakralan momen tersebut sepertinya berkurang. Hal itu mungkin tidak dialami oleh semua orang tetapi bila dicermati momen tersebut terasa beda dari masa di mana teknologi belum sehebat sekarang ini.

Pada saat kemajuan teknologi belum seperti sekarang ini, momen santap bersama keluarga selain menjadi saat dimana kita berkumpul bersama-sama. Momen tersebut menjadi tempat saling bersenda gurau setelah makan tentunya. Namun saat ini apabila setelah selesai berkumpul untuk makan bersama-sama, masing-masing sibuk dengan gadget atau menonton televisi.

Hal tersebut terjadi dalam pengalaman saya. Saya terlahir di sebuah desa di daerah kepulauan yang saat itu sangat tertinggal. Jangankan adanya televisi, listrik yang berasal dari PLN belum masuk di desa saya pada saat itu. Seiring dengan berkembangnya Tanah Air kita tercinta Indonesia ini, akhirnya listrik bisa masuk. Listrik masuk secara tidak langsung satu persatu rumah sudah membeli televisi dan dapat dikatakan saat sekarang ini hampir tiap rumah di desa saya sudah memiliki pesawat televisi.

Memang dengan adanya televisi membuat kita bisa dengan cepat mengetahui perkembangan dunia lewat visualisasi bukan sekedar suara seperti lewat radio. Selain itu televisi merupakan satu dari sedikit media hiburan yang ada di desa saya. Berbeda dengan mereka yang hidup di kota dimana hiburan bisa didapatkan di mana saja. Namun adanya televisi membuat momen santap bersama keluarga menjadi tidak seperti dulu lagi.

Dulu sebelum adanya televisi semua orang dalam keluarga duduk di meja makan bersama kemudian menyantap hidangan yang ada tanpa mengingat atau terganggu dengan hal lain. Tetapi saat televisi sudah ada di desa saya, momen tersebut sudah berbeda jauh. Saat sekarang ini jika makan, pasti akan teringat dengan apa yang sedang di tayangkan televisi. Bahkan saat makan kita sudah tidak duduk bersama di meja makan tetapi masing-masing mengambil makanan sendiri dan memakannya sambil menyaksikan tayangan televisi.

Kegiatan santap bersama keluarga di waktu lalu dimana kita sekeluarga duduk bersama di meja makan berubah seiring perkembangan zaman. Momen yang sebenarnya dapat kita rasakan setiap harinya akhirnya menjadi momen yang langka.

Kita tidak bisa melawan dan menyalahkan teknologi dengan berkurangnya momen santap bersama keluarga. Sekarang tinggal pintar-pintarnya kita untuk menciptakan momen tersebut. Kita bisa memanggil semua anggota dalam keluarga untuk makan di luar rumah seperti di restoran atau warung-warung makan. Selain itu kita bisa membawa keluarga untuk menikmati keindahan alam seperti pantai sambil membawa masakan dari rumah untuk di konsumsi bersama. Lebih baik sekali-sekali daripada tidak sama sekali.

  • Facebook : Johandy Lingkubi
  • Twitter : Johandy Lingkubi /@JLingkubi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun