Mohon tunggu...
John L,To'longan
John L,To'longan Mohon Tunggu... -

Pembaca setia Kompasiana, seorang kopites, fans persiba dan persipura ..\r\nseorang ayah dari 1 putra dan putri.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Setelah 9 Juli 2014 Berlalu.

7 Juli 2014   23:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:07 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

9 Juli 2014

Dalam tulisan ini, saya berandai-andai apa yang terjadi jika  9 juli 2014 sudah berlalu.

Tepat jam 15:00 Wit dengan hitung cepat, maka hasil sementara pilpres akan segera keluar.

Akan ada persaingan di media masa terutama di televi terutama antara Metro TV  vs  Tv One/Anteve dan MMC Group dengan  Mero TV

Kemungkinan  data yang ada  akan di olah untuk kepentingan mereka biarpun hasil akhir nya tetap akan sama.

Akan  lebih akurat data yang  di berikan oleh Kompas atau Detik.com, biarpun ke dua media ini agak lebih condong ke calon nomor  urut 2.

Tapi untuk akurasi dan ketepatan data  masih bisa di jamin.

Siaran Tv terutam station yang ada di atas, akan selalu melaporkan perkembangan  terkini, termasuk  hal-hal yang kurang  penting, contoh

Ada wawacara dengan  tukan becak, pengamen , penjual gorengan dan banyak lain tentang pilihan mereka.

Yang  tidak kalah rame  nya adalah  tanggapan dari partai pendukung ke dua pasangan ini.

Di hari pertma ini  akan banyak komentar pembelahan  buat calon yang nilai quick qoun  terendah,  dengan dalil perhitungan belum selesai, data belum semua   nya masuk dan lain-lain.

Tanggal  10 Juli2014

Hasil quick qoun sudah bisa lebih dari 70-80 , gambaran siapa yang jadi pemenang sudah terlihat.

Akan banyak issue  politik uang, mobilisasi masssa untuk kemenangan calon tertentu      dan lain –lain.

Dari hasil quick qount akan semakin menarik karena data yang di kumpulkan sudah hampir 100 %  dan sudah terlihat siapa yang akan menang.

Tanggal 11  Juli Juni

Hasil quick qount sudah bisa final, jika selisi suara lebih dari  10% maka dapat di pastikan salah satu capres akan menang.

Jika hasil quick qount di bawah 5 % maka, kemungkinan gugat menggungkat perolehan suarah akan ramai

Dan untuk pemenang nya menunggu keputusan KPU.

Tanggal 12 Juni

Jika hasil quick qount perbedaan suarah masih 5% maka, KPU akan banyak menerima laporan kecurangan dan  sebagai nya.

Laporan buhan hanya dari salah satu capres yang  kalah berdasarkan quick qount tapi capres yang menang di quick qount juga akan melaporkan kecurangan yang di temukan.

Tanggal 13 Juli dan seterus nya ..

Sama seperti di atas,  ……

Jika ada yang berdasarkan  quick qount memimpin lebih dari 10 % suara.

Maka capres yang menang quick qount mulai menanta strategi yang akan di lakukan  ke depan,

Dan buat partai kualisi  saat nya menagi capres yang menang…

Capres yang kalah kemungkinan   akan melepar handuk putih,,,, klau tidak ada handuk belang-belang  juga  boleh..

Sekarang kita analogikan  jika capres 1 Menang/Kalah

1.Menang

Yang pasti sangat bergembira  Partai  kualisi, karena   jagoan mereka   menang dan  pasti menagi  deal-deal politik

Yang sudah si setujui,   Kegembiraan partai koalisi akan melebihi  kebahagian partai capres sendiri.

Nama-nama calon mentri di cabinet akan datang  dari partai koalisi akan langsung di kirim ke capres yang  menang.

Jatah mentri akan di tambah minimal 1 orang,  jika deal  nya 5 mentri  yang akan di ajaukan 6 mentri , siapa tau bisa di pilih semua.

Ormas –ormas   akan merasah Indonesia  milik mereka  sendiri   yang laian hanya  ngontrak  dan langsung menagi janji capres yang menang.

Capres sendiri akan kebingungan karena bitu banyak janji yang sudah di berikan, sampai lupa  siapa dan apa saja yang di janjikan.

2.Kalah

Jika Kalah  dengan perbedaan suara 10% maka,  tidak akan banyak hal yang di lakukan,

Paling akan saling  clem  kegagalan ini karena  kalian kurang berkerja keras tau  kalian melalukan blunder  selam kampanye.

Sebagian Partai Kualisi yang memang tidak ingin / tidak biasa oposisi  mulai menjalankan politik 2 kaki, sebagina pengurus nya  akan mendukung capres yang menang.

Hal ini di lakukan  siapa tau mereka di ajak kualisi dan lumayan   klau bisa dapat jatah menteri .

Buat Partai yang  tidak mungkin   (karena memang di tolak atau karena menjaga ego)  paling kembali ke barak dan  dalam hati berkata tunggu aja di parlement   kita hajar  mereka  ..dengan catatan

Suara mereka cukup  untuk itu, pasti nya mengajak  partai yang  lian yang kalah.

Ormas –ormas yang capres nya  kalah, mulai menyusun strategi agar bisa tetap exist  dengan     membuat isu-isu sarah,

Buat ormas yang memang tidak siap kalah dan tidak ingin kalah  (Harga diri tidak perlu)  strategi 2 kaki akan dilakukan  juga.

Sekarang kita analogikan  jika capres 2 Menang/Kalah

1.Menang

Yang Pasti semua unsur  pendukung akan bergembira, partai pendukung akan  mulai mengirim pembisik-pembisik untuk  memuluskan anggota nya menjadi menteri.

Pendukung yang mempunyai masalah hukum,  akan selalu memempel di capres yang menang, minimal ada perlindungan  dengan mempertimbangkan  sesuatu yang telah di berikan selam ini.

Buat orang yang edialis dan  mempunyai harapa lebih baik,  ini akan menjadi pertarunagn yang  yang sengit  dengan pembisik –pembisik  di atas untuk merebut perhatian dari capres yang menang.

Karena  capres  no 2 menang maka otomatis DKI1 di serahkan ke  wakil nya. Maka  akan ada problem kebijakkan  di pemerintahan antara  DPRD dengan Gubenur,  sebagai partai yang mengusung DKI2 dan DKI2

Kemungkinan  di parlemen  bisa ada pertentangan apalagi kondisi  salah satu partai kalah di pilpres.  Kekuatan  Parlemen di DPRD DKI akan berubah,  Bisa jadi PDIP akan di dukung Partai-partai kualisi pilpres   dan bisa juga Gerinda

Malah keluar dari kuailisi   dengan PDIP.

2.Kalah

JIka kekalahan dengan beda suara di bawah 5 %  maka, hasil pemilu  bisa saja sampai  ke MA.

Jika kekalahan lebih dari 10% maka, semua kembali ke peraduan  nya masing-masing dan  siap membentuk Oposisi.

Partai pemenang  akan menawarkan kualisi  dengan salah satu partai pendukung  capres nomer 2  tentu saja bukan PDIP tapi partai yang suarah nya cukup besar di parlemen, tapi tidak menjanjikan menteri.

Capres Nomer 2 akan kembali  ke DKI 1,  dan   bisa jadi benturan dengan  DPRD DKI akan semakin hebat.

##  Ini adalah analisa   bisa dipercaya atau tidak…

##  Sebelumnya analisa world cup sampai babak  semi final berhasil ….hehehe

##  Analisa ini jangan di simpan di hati apalagi pakai acara marah-marah….

##  Keakuratan  analisa ini jagan dibandingkan dengan ramalan Jayabaya….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun