Yunarto Wijaya dari Charta Politika menambahkan bahwa hal itu lantaran PDIP yang memilih lebih menampilkan keluarga Megawati (Puan Maharani-red) sebagai ujung tombak dalam kampanye di televisi. “Sayang sekali bahwa potensi Jokowi untuk memenangkan PDIP dilewatkan begitu saja.” Jelasnya
5. WALL STREET JOURNAL, Amerika Serikat
“Hasil hitung cepat pemilihan umum sudah diumumkan dan hasilnya menunjukkan bahwa Efek Jokowi menghilang,” jelas Wijayanto Samarin, wakil rektor Universitas Paramadina. “ Nampaknya kampanye negatif yang gencar terhadap Jokowi berhasil melemahkannya.”
6. GATRA, Indonesia
"PDI-P memang memenangkan pemilu legislatif tapi perolehan suaranya jauh dari perkiraan sejumlah poling yang dilakukan sebelumnya," kata peneliti senior Phillips J Vermonte dalam konferensi pers CSIS dan Cyrus Network di Jakarta Pusat. Menurutnya elektabilitas Jokowi yang tinggi tidak mampu mengkatrol perolehan suara calon legislatif dari PDI-P.
Phillips J Vermonte mengatakan caleg PDIP terlalu mengandalkan nama Jokowi sehingga kurang berusaha keras mendekati konstituennya, sementara itu caleg dari partai lain bekerja lebih keras dan hasilnya bisa meraih suara nasional yang tidak terlalu jauh dari perolehan PDI-P.
7. REPUBLIKA, Indonesia
Pengamat Politik CSIS, J Kristiadi menyatakan PDIP kurang maksimal menggerakkan mesin politik. Hal ini mengakibatkan pencapresan Jokowi tidak berpengaruh terhadap perolehan suara PDIP.
Sepertinya, jelas Kristiadi, masih ada resistensi di internal PDIP terhadap pencapresan Jokowi. "Ini menyebabkan PDIP dengan pencapresan Jokowi belum mampu meyakinkan masyarakat," jelasnya.
Lagi pula, Kris menilai deklarasi pencapresan Jokowi jangan dijadikan mantra penyihir simpati masyarakat. Pencapresan Jokowi dinilainya tidak memberikan efek perolehan suara PDIP. "Jadi, Jokowi adalah PDIP, atau sebaliknya, itu belum maksimal," jelas Kris.
8. THE JAKARTA POST, Indonesia
Mesin politik PDIP dianggap lemah mengkapitalisasi Efek Jokowi untuk mendapatkan penambahan suara yang signifikan. Arya Fernandes dari Charta Politika menyampaikan bahwa PDIP kemungkinan besar hanya bisa meraup hingga 22 % suara atau jauh dibawah 30% suara yang diharapkan di atas kertas.