Daripada bengong untuk mengisi waktu luang kali ini, ada baiknya kita tenguk-tenguk virtual sambil berbagi pengalaman.
Oh ya, sore tadi ketika saya melakukan 'inspeksi tanaman' di sekeliling halaman samping dan belakang ternyata menemukan kejutan tak terduga. Â
Beberapa tanaman buah yang sengaja dipelihara sejak pandemi mulai marak tahun 2020 lalu- kini sudah mulai berbuah.
Salah satunya yaitu tanaman buah Srikaya (Srikoyo) yang agak lama tak ditengok, ternyata ada dua buahnya yang merekah, menandakan sudah siap dipetik. Dan tentunya langsung saya ambil untuk dikonsumsi sendiri.
Lumayan, buah Srikaya yang saya petik sore tadi rasanya cukup manis, malah nambah bikin kenyang.Â
Ukurannya cukup besar menurut saya, beratnya tadi saya timbang  mencapai 3,9 ons (lihat foto), sedangkan yang satu lagi beratnya 3,5 ons.
Buah ini ternyata memiliki beberapa manfaat, di antaranya: menjaga pencernaan, mengatasi ulkus lambung, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah kanker, menurunkan tekanan darah, dan megontrol gula darah (selengkapnya baca ini: hellosehat.com).
Beberapa tanaman lain, seperti Pisang (Kepok dan Raja) sudah dipanen bulan kemarin, masing-masing satu pohon. Sementara ini pohon Sirsak, Mangga, Sawo buahnya sudah mau habis, Pepaya seminggu sekali panen.
Sedangkan tanaman buah Durian, Apokat dan Klengkeng belum mau berbuah, yang lainnya sebagai bibit tanaman baru masih dalam pertumbuhan/perawatan.
Tanaman-tanaman buah yang sengaja ditanam di sela-sela lahan kosong tersebut nampaknya juga pada bertumbuh dengan suburnya. Pada hal saya hanya sebagai orang awam/bukan ahlinya bertani atau bercocok tanam.
Mencoba menanam tanaman buah dikala pandemi (seiring kebijakan di rumah saja), modalnya hanya hobi amatiran plus kemauan, mencari lokasi tanah yang gembur, siraman air cukup, lokasi pohon aman, terbuka dan terkena sinar matahari.
Selebihnya hanya memberikan atau menebari pupuk di sekitaran pohon secara proporsional sesuai aturan yang tertera dalam setiap kantong pupuk, pastikan lokasi tanaman selalu aman, tidak terganggu manusia, hewan, dll.
Bermodal cukup simple itu saja sudah bisa menikmati tanaman sendiri, dan sesekali saya menyempatkan waktu datang ke kios-kios tanaman bunga/buah, sekaligus mengajak diskusi kecil dengan para penjualnya, menggali info tentang tanaman yang saya punya, lebih memberikan gambaran yang akurat.
Jikapun ingin peroleh info lebih banyak lagi, bisa juga googling- namun kalau saya sendiri lebih sreg melakukan wawancara/tatap muka dengan para pelaku-pelaku yang sudah berpengalaman malang melintang di bidang tanaman buah.
Nah, mengisi waktu senggang dengan melakukan berkebun kecil-kecilan juga merupakan pilihan yang asyik, banyak memberikan nilai tambah dalam menjalani kehidupan.
By the way, perlu dicatat  ada beberapa poin dan mungkin layak diketahui dari pengalaman saya setelah berkebun di antaranya:
- Berkebun merupakan aktivitas gerak badan, daripada hanya mager dan hanya melototin layar gadget - lebih baiknya sesekali mencari giat di luar ruangan, bisa menghirup udara segar, bersih dan alami.
- Tanaman atau pohon yang kita pelihara, juga sebagai makhluk hidup yang banyak menyumbangkan oksigen, melestarikan lingkungan hijau, membantu kehidupan manusia sekitar.
- Hasil tanaman buah, bilamana melimpah bisa menambah penghasilan. Tapi kalau saya belum pernah sekalipun menjualnya, hampir semua orang di sekitaran telah menikmati tanaman buah yang saya tanam. Sekaligus ini secara tidak langsung ikut mendukung program Energi Terbarukan, yaitu memberikan sesuatu (hasil tanaman buah) kepada orang lain = membuat kita dan mereka tersenyum ! Dan senyum itu sendiri sesungguhnya sebagai cara menyalurkan energi positif kepada orang lain, meningkatkan percaya diri. Bukankah asupan energi positif itu (senyum) berguna untuk menjaga kestabilan emosi dan kejiwaan?
JM (9-1-2022).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H