Mencoba menanam tanaman buah dikala pandemi (seiring kebijakan di rumah saja), modalnya hanya hobi amatiran plus kemauan, mencari lokasi tanah yang gembur, siraman air cukup, lokasi pohon aman, terbuka dan terkena sinar matahari.
Selebihnya hanya memberikan atau menebari pupuk di sekitaran pohon secara proporsional sesuai aturan yang tertera dalam setiap kantong pupuk, pastikan lokasi tanaman selalu aman, tidak terganggu manusia, hewan, dll.
Bermodal cukup simple itu saja sudah bisa menikmati tanaman sendiri, dan sesekali saya menyempatkan waktu datang ke kios-kios tanaman bunga/buah, sekaligus mengajak diskusi kecil dengan para penjualnya, menggali info tentang tanaman yang saya punya, lebih memberikan gambaran yang akurat.
Jikapun ingin peroleh info lebih banyak lagi, bisa juga googling- namun kalau saya sendiri lebih sreg melakukan wawancara/tatap muka dengan para pelaku-pelaku yang sudah berpengalaman malang melintang di bidang tanaman buah.
Nah, mengisi waktu senggang dengan melakukan berkebun kecil-kecilan juga merupakan pilihan yang asyik, banyak memberikan nilai tambah dalam menjalani kehidupan.
By the way, perlu dicatat  ada beberapa poin dan mungkin layak diketahui dari pengalaman saya setelah berkebun di antaranya:
- Berkebun merupakan aktivitas gerak badan, daripada hanya mager dan hanya melototin layar gadget - lebih baiknya sesekali mencari giat di luar ruangan, bisa menghirup udara segar, bersih dan alami.
- Tanaman atau pohon yang kita pelihara, juga sebagai makhluk hidup yang banyak menyumbangkan oksigen, melestarikan lingkungan hijau, membantu kehidupan manusia sekitar.
- Hasil tanaman buah, bilamana melimpah bisa menambah penghasilan. Tapi kalau saya belum pernah sekalipun menjualnya, hampir semua orang di sekitaran telah menikmati tanaman buah yang saya tanam. Sekaligus ini secara tidak langsung ikut mendukung program Energi Terbarukan, yaitu memberikan sesuatu (hasil tanaman buah) kepada orang lain = membuat kita dan mereka tersenyum ! Dan senyum itu sendiri sesungguhnya sebagai cara menyalurkan energi positif kepada orang lain, meningkatkan percaya diri. Bukankah asupan energi positif itu (senyum) berguna untuk menjaga kestabilan emosi dan kejiwaan?
JM (9-1-2022).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H