Hal yang juga perlu dilakukan di lapangan sekaligus sebagai bukti dokumentasi yaitu pengambilan foto/gambar untuk melengkapi dan memperkuat data primer yang ditemui dalam kancah di mana peristiwa berlangsung.
Biasakan jika mengambil gambar seorang tokoh diawali dengan meminta izin terlebih dahulu karena ini terkait kesantunan dalam memublikasikan privasi seseorang.
Menyoal seberapa banyak sumber informasi yang perlu dikumpulkan sebagai bahan tulisan, tidaklah ada ketentuan baku yang menjadi pedoman. Semakin banyak sumber berita yang digali tentunya semakin melengkapi.
Terpenting dalam hal ini adalah siapa saja yang terlibat di dalam peristiwa telah terwakili atau telah ter-cover supaya peliputan tidak cenderung sepihak, lebih memberikan gambaran luas dari berbagai sumber, berbagai sudut pandang dan berbagai kepentingan secara berimbang (bothside coverage).
Mungkinkah kompasianer melakukan peliputan lapangan?
Jawabnya: sangatlah dimungkinkan! Â Sebagai jurnalis warga sebenarnya banyak peluang yang bisa dilakukan para kompasianer untuk melakoni giat pengumpulan informasi/data lapangan, mengolah hingga menyampaikan pemberitaan atas dasar fakta kepada khalayaknya.
Namun itu semua kembali pada minat, kemauan serta keberanian terjun ke kancah atau lokasi peristiwa untuk mendapatkan informasi akurat terkini sebagai pendukung produk tulisan yang layak disajikan dalam ruang publik virtual kompasiana.
Ini bisa anggap penting, mengingat betapapun bagusnya ide/gagasan yang seringkali terpampang dalam judul dan lead tulisan -- hanyalah akan menjadi pepesan kosong apabila tidak dilengkapi data aktual, kredibel dan yang relevan.
Barang tentu tulisan ini tak hendak menggurui, tidak pula bermaksud mengompor-ngompori agar kita sebagai kompasianer/sebagai jurnalis warga atau blogger dituntut selalu melakukan riset data melalui peliputan langsung di lapangan untuk mendukung sebuah makna tulisan.
Sekali lagi, hanya bagi mereka yang berminat dan atas kemauan diri serta keberanian menghadapi/menanggung risiko sebagai tantangan dalam mengasah kemampuan mencari, melacak, menggali data primer di lokasi atau tempat peristiwa berlangsung.
Memang ada kalanya kita perlu menyoba terjun ke lapangan untuk menghimpun data sebagai bahan tulisan. Melalui bukti-bukti empiris tersebut, pemaparan dan argumen rasional yang dikemukakan menjadi semakin hidup, kaya perspektif, mengungkap permasalahan secara mendasar dan bisa memberikan solusi yang ditujukan kepada pihak-pihak berkepentingan.