Berjalan-jalan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjelang diberlakukannya fase kenormalan baru (new normal) pastinya banyak membawa kesan plus catatan.
Kondisi kekinian di tempat-tempat keramaian layak dicermati dalam kaitannya dengan pandemi Covid-19 yang masih mengancam bilamana manusia abai untuk mengantisipasi penularannya.
Kali ini penulis tergugah mengamati wilayah pesisir selatan DIY terutama Pantai Parangtritis dan kawasan sekitar yang mulai diminati pengunjung sehingga perlu dicermati, diketahui gambaran peristiwa sesungguhnya dan apa saja yang perlu direkomendasikan demi keamanan, kenyamanan dan keberlangsungan kawasan wisata tersebut.
Memasuki gerbang utama/pintu masuk kawasan pantai (Minggu, 14/6/2020) yang telah dibuka untuk umum tanpa dipungut restribusi menandakan bahwa destinasi wisata kawasan Parangtritis sudah boleh dikunjungi.
Awal memasuki kawasan yang kurang lebih tiga bulan ditutup, ternyata setelah palang pintu/portal dibuka kini mulai didatangi pengunjung. Hilir mudik kendaraan ke/dari pantai lumayan banyak, mulai dari mobil, sepedamotor, komunitas pesepeda, terlihat di jalanan walaupun tidak sepadat seperti hari-hari libur sebelum Covid-19 melanda.
Kondisi demikian bisa dimaklumi, mengingat kali pertama kawasan wisata di pesisir selatan  Kabupaten Bantul ini kembali dibuka, yang tidak lain sebagai langkah ujicoba penyesuaian atau memulai tahapan prakondisi sebelum memasuki kenormalan baru (new normal).
Itu sebabnya, jangan lantas dengan dibukanya kembali berbagai aktivitas sosial-ekonomi tersebut menimbulkan eforia, jangan pula kita sesuka hati atau bebas kembali melakukan segalanya seperti masa sebelum pandemi Covid-19.
Menjadi layak dipahami bagi semua kalangan bahwa prakondisi hingga saatnya nanti  diberlakukan kenormalan baru hendaknya kita tetap terdorong untuk melakukan kegiatan produktif sekaligus aman dari penularan wabah Covid-19.
Dalam perkataan lain, menerapkan pembiasaan baru dalam bekerja atau beraktivitas di segala bidang tanpa meninggalkan pedoman yang tercakup dalam protokol kesehatan. Pembiasaan cuci tangan, pembiasaan jaga jarak secara fisik, pembiasaan memakai masker di tempat umum, dan selalu menjaga daya tahan tubuh melalui asupan gizi.
Menyusuri kawasan pantai selatan
Di bawah cuaca mendung tipis seharian menyusuri pantai selatan (14/5), khususnya kawasan wisata Parangtritis terlihat tanda-tanda suasana yang mulai hidup. Hari-hari awal dibukanya kembali wisata pantai yang punya keunikan gumuk pasir (sand dune) dan panorama sunset-nya yang menawan ini memang belum menampakkan puncak kemeriahannya.
Di pantai Parangtritis dan pantai Parangkusumo yang sebagian besar lingkungannya dipenuhi fasilitas akomodasi maupun penginapan, kios souvenir, warung makan belum menampakkan keasliannya. Terlihat tidak semuanya buka, banyak pelaku industri wisata yang masih menutup usaha mengingat persiapannya memang belum optimal.
Namun demikian di zona pinggiran pantai ditemui beberapa kelompok orang, terlihat para pengunjung terkonsentrasi di zona ini, hanya duduk-duduk santai menikmati suasana alam sekitar, deburan ombak/gelombang air laut dan terpaan angin yang tiada henti.
Yanti (24) beserta rombongan dari kota Yogyakarta yang sempat ditemui penulis di lokasi menuturkan: "sudah lama saya tidak melihat alam pantai, daripada kelamaan sumpek terkungkung di rumah aja -- mending kita berkunjung ke sini. Mencari hawa segar, lepaskan pikiran jenuh sejak virus corona mewabah," imbuhnya.
Hal sama bisa dilihat di pantai Cemoro Sewu, beberapa komunitas pengunjung berada di titik tertentu, tepian pantai yang ditumbuhi pohon cemara berjajar memenuhi dataran bergelombang.Â
Pohon-pohon cemara yang sengaja ditanam sebagai pencegah abrasi merupakan pilihan tempat bersantai di bawah suasana rindang dilengkapi gazebo berbahan kayu alami.
Berlanjut menyusuri kawasan pantai paling barat, akhirnya penulis sampai di Pantai Depok. Â Lokasi ini ternyata menjadi sasaran/tujuan para wisatawan, paling padat dikunjungi dibanding pantai-pantai lain.
Suradi dan Nanang, petugas parkir ketika berbincang dengan penulis menyebutkan "kini suasana Pantai Depok kembali rame, setelah tutup selama tiga bulan.Â
Para pengunjung mulai berdatangan, berasal dari kota Yogyakarta, Sleman, dari Kedu/Magelang. Semoga ini bisa berlanjut menambah kegiatan dan kesejahteraan warga di sini," ujarnya.
Walaupun areanya tidak begitu luas, namun Pantai Depok masih selalu menjadi magnet yang mampu memikat para pengunjung pantai selatan. Pinggiran pantai yang dipenuhi perahu-perahu pencari ikan turut menghiasi suasana lingkungan yang didominasi kehidupan nelayan setempat.
Mau menikmati menu kuliner sea-food di sinilah tempatnya, mau membeli ikan laut segar, kepiting, udang dll untuk dibawa pulang juga di Pantai Depok tersedia. Termasuk bagi mereka yang punya hobi mancing, pastinya pantai Depok merupakan pilihan lokasi yang menjanjikan.
Berpusatnya kunjungan wisatawan ke Pantai Depok memang telah menjadikan lokasi ini hidup kembali. Bahkan orang nomor satu di Bantul, Bupati Drs.H.Suharsono ketika melakukan kunjungan pribadi, bersepatu sport tanpa pengawal meninjau seluruh wisata pantai selatan untuk melihat suasana ujicoba atau prakondisi.
Dalam pesan singkatnya ketika menemui para pelaku usaha wisata, beliau berharap "mari kita jaga bersama tahap awal menuju fase kenormalan baru di kawasan wisata pantai ini.Â
Silakan anda semua bangkit kembali menggairahkan usaha, tetapi jangan lupa semua yang berada di kawasan ini selalu menaati protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir."
Pesan khususnya kepada pengusaha lokal, "silakan sedikit demi sedikit membuka usaha, jika sudah memungkinkan bisa ditambah sesuaikan kebutuhan konsumen. Sediakan tempat cuci tangan, dan bagi pemilik warung makan/kuliner perlu membatasi jumlah pembeli, jangan sampai antarpembeli berdempetan," tambah Bupati Suharsono. Â
Demikianlah sekilas hasil jelajah di kawasan pantai selatan. Beberapa poin yang perlu dicatat dan direkomendasikan antara lain menyangkut kerumunan pengunjung/wisatawan yang kemungkinan bertambah di hari-hari mendatang.Â
Ini memerlukan pengawasan setiap saat, di samping itu tempat-tempat duduk di lokasi wisata yang belum ditata jarak antarorang, sangat berpotensi kemungkinan penularan virus penyebab Covid-19.
Setiap pengunjung/wisatawan belum tercatat dari mana asal usulnya, juga belum nampak adanya pemeriksaan orang per-orang terutama cek suhu badan. Perlunya disiapsiagakan fasilitas pelayanan kesehatan di lokasi wisata, setidaknya pertolongan pertama bisa dilakukan bagi siapa saja yang membutuhkan di lokasi setempat.
Mengingat kawasan wisata pantai selatan (Parangtritis, Parangkusumo, Cemoro Sewu, Depok, dan lainnya) cenderung dibanjiri pengunjung setiap akhir pekan atau hari libur -- ada baiknya dilakukan pembatasan jumlah pengunjung.Â
Kuota pengunjung atau wisatawan disesuaikan sikon di masa pandemi sehingga tidak menambah terjadinya kerumunan yang justru akan mempersulit penelusuran kasus (tracing) penularan Covid-19 seandainya itu terjadi.
JM (16/6/2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H