Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Lawan Covid-19, RAPI Lokal Sleman Timur Cuap-cuap Setiap Pagi

4 Mei 2020   19:39 Diperbarui: 6 Mei 2020   21:16 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
stasiun komunikasi radio antar penduduk (sumber: 1014rapi.wordpress.com)

Hingga tulisan ini disusun (4/5), wabah Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum juga menunjukkan tanda-tanda mereda. Jumlah pasien terinfeksi virus corona cenderung terus bertambah. Jika tidak ditingkatkan pengendaliannya, sangat bisa jadi akan menambah orang  terpapar virus yang bisa mematikan ini.

Data dari situs resmi Pemda DIY (www.corona.jogjaprov.go.id) yang tiap hari di update pukul 16.00 WIB menjukkan bahwa s/d tanggal 4/5/2020 tercatat di DIY: total data pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 920, total pasien dirawat sebanyak 157. Jumlah rinciannya yaitu: 115 pasien positif (50 sembuh, 7 meninggal). Pasien dalam proses berjumlah 106 (7 meninggal). Sedangkan yang dinyatakan negatif berjumlah 699. Sementara total data orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 4897.  

Dilihat dalam info-grafik yang tersaji mengindikasikan perkembangan Covid-19 di DIY dapat dikatakan cukup mengkhawatirkan. Tren kumulatif Covid-19 di DIY setiap harinya secara umum cenderung meningkat, belum menunjukkan gejala penurunan.

Terkait situasi dan kondisi demikian, Pemda DIY dan jajarannya (Pemkot Yogyakarta, Pemkab Sleman, Pemkab Bantul, Pemkab Gunungkidul, dan Pemkab Kulonprogo) telah bertindak dan menyikapi fenomena merebaknya Covid-19 setelah dinyatakan sebagai pandemi global.

Tanggap darurat dengan mengoptimalkan sarana dan prasarana serta kelembagaan/Organisasi Perangkat Daerah yang bekerja secara lintas sektoral telah menangani dan memfasilitasi pasien yang dinyatakan positif Covid-19, pasien dalam pengawasan, dan orang dalam pemantauan.

Bersamaan dengan itu sosialisasi juga dilakukan melalui segenap potensi saluran dan media komunikasi, terutama mengenai pengertian apa itu virus corona, penyakit yang disebabkan virus corona (disebut: Covid-19), bagaimana virus menjalar/menular, hingga langkah pencegahan serta imbauan-imbauan yang perlu dilakukan masyarakat sesuai protokol kesehatan resmi.

Dalam perkembangannya, mengingat wabah virus ini cenderung masih merebak. Atas instruksi Gubernur DIY Sri Sultan HB X -- sejak tanggal 11 April lalu di setiap pintu gerbang masuk wilayah DIY dilakukan cek/kontrol pengawasan bertujuan untuk memeriksa setiap kendaraan/orang guna memutus mata rantai sebaran virus yang kemungkinan ditransmisikan oleh pendatang.

Pos penjagaan/pengawasan dikoordinir Dishub DIY bekerjasama dengan instansi terkait dan para relawan diawali di Tempel (perbatasan Magelang-Sleman), disusul Pos Prambanan (perbatasan Klaten-Sleman Timur), Pos Temon (perbatasan Purworejo- Kulonprogo), dan ditambah Pos pengawasan di perbatasan Wonogiri-Gunungkidul.  Bagi mereka atau setiap pendatang yang kedapatan mengalami gejala Covid-19 telah disediakan rumah karantina untuk penampungan sementara.

Kebersamaan Melawan Covid-19

Pandemi Covid-19 yang masih sulit dikendalikan dan terus merasuk di kawasan DIY pastinya tidak hanya dibebankan atau menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Lebih dari itu, mengingat persebaran virus corona sebagai salah satu mikro-organisme yang hanya dapat dilihat melalui mikroskop elektron ini sudah menginfeksi beberapa orang dan dirawat di beberapa rumah sakit di DIY, maka keberhati-hatian dan perlunya kebersamaan dalam pencegahan penularan patut diutamakan.

Termasuk tidak lama lagi arus pemudik lebaran akan memasuki DIY, bersamaan dengan mobilitas para migran yang datang -- tidak menutup kemungkinan antisipasi terhadap sebaran virus corona sangat penting menjadi fokus perhatian semua pihak.

Seiring imbauan pemerintah, masyarakat di beberapa perkampungan juga telah melakukan tanggap Covid-19, mulai dari penyemprotan disinfektan, melakoni stay at home, work from home, sekolah online, cuci tangan pakai sabun/air mengalir, pakai masker di area publik, hindari kerumunan, hingga pembatasan akses jalan masuk kampung, yang semuanya itu sebagai langkah pencegahan sekaligus implementasi dari social distancing dan physical distancing.

Barang tentu langkah-langkah bersifat fisik seperti disebut di atas layak diapresiasi, dan ini menunjukkan bahwa masyarakat telah ikut mendukung atau berperanserta dalam suatu kebersamaan melawan Covid-19 sesuai kemapuannya.

Dalam rangka untuk melengkapi agar penanganan Covid-19 di DIY dapat berlangsung secara simultan maka bantuan komunikasi (bankom) untuk menunjang kelancaran seluruh kegiatan sosial-kemanusiaan juga penting dilakukan. Melalui segenap saluran media komunikasi diharapkan masyarakat luas memperoleh informasi cepat, tepat, akurat, dan tidak meresahkan.

Kehadiran organisasi Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Lokal Sleman Timur tidak ketinggalan ikut berkontribusi nyata bersama seluruh anggota dan simpatisannya, berpartisipasi melawan Covid-19.

Melalui siaran interaktif/net pagi lewat frekuensi 142.420 MHz, setiap pukul 06.30 s/d 07.30 WIB (Senin s/d Sabtu) RAPI Lokal Sleman Timur menampung dan menyampaikan semua informasi, kejadian, peristiwa, terutama terkait Covid-19 yang dipandu/dikendalikan oleh moderator andalannya yaitu Bung Atmaja (JZ12VS) dan Bung Duta (JZ12OGU).

Kedua operator pengendali net tersebut secara bergantian/selang waktu selalu bercuap-cuap setiap pagi untuk  memeriahkan "Sapa Mentari Pagi" dengan pilihan topik aktual yang sedang terjadi di DIY dan sekitarnya. Siaran interaktif yang berlangsung sejak sebulan lalu, rerata diikuti 20 sampai 40 orang setiap paginya dengan berbagi informasi yang disampaikan oleh setiap stasiun radio antar penduduk.

Uniknya, setiap akhir pekan (Sabtu) bagi yang beruntung (diundi) disediakan prize berupa pulsa, paket ayam goreng, sarung berkualitas, dan puncaknya menjelang lebaran nanti disiapkan grand-prize berupa pesawat Rig, yang semuanya berasal dari pengurus maupun sponsor setempat.

Nah, sejenak mencermati apa yang telah dilakukan RAPI Lokal Sleman Timur ini sesungguhnya banyak hal yang dapat dipetik. Sebagai organisasi nirlaba yang bergerak di bidang komunikasi, telah menjalankan fungsinya sebagai to support terhadap masalah yang sedang dihadapi bangsa.

Pandemi Covid-19 yang telah dinyatakan Presiden Jokowi sebagai bencana nasional telah direspons dengan mengoptimalkan fungsi radio yang digunakan sebagai bantuan komunikasi dalam rangka sosial kemasyarakatan dan penyelenggaraan kemanusiaan lainnya, penyampaian berita marabahaya, bencana alam, pencarian dan pertolongan (Pasal 54, Permen Kominfo No.17 tahun 2018 tentang Kegiatan Amatir Radio dan Komunikasi Radio Antar Penduduk).

Cuap-cuap melalui frekuensi 142.420 MHz RAPI Lokal Sleman Timur yang dikemas dalam "Sapa Mentari Pagi" dengan topik terkini mudahan berkelanjutan. Harapannya, melalui difusi informasi yang disampaikan medium radio ini -- akan turut mengisi ruang publik sekaligus mengingatkan audiens akan masalah urgent, marabahaya bencana yang sedang terjadi untuk bersama-sama menghadapinya. Sebagaimana password yang selalu dikumandangkan setiap pagi: "Lawan Covid-19, Pasti Kita Bisa dan Menang" -- (Salam 51 dan 55, JZ12FJK).

JM (4-5-2020).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun