Perlu dipahami, terutama bagi kita yang bukan merupakan bagian atau pihak terlibat dalam konflik tentunya bisa leluasa menyaksikan 'perang suku' tersebut. Tidak bakalan atau sangat kecil kemungkinan ikutan menjadi korban perang/salah sasaran. Kenapa demikian? Yak, karena semua serangan terhadap musuh sudah ditentukan. Dalam tradisi perang ini sangat dihindari menyerang dan membunuh orang lain, bila ini dilakukan maka terjadi yang namanya  pelanggaran hukum adat, berakibat fatal dan ini sangat dipatuhi oleh masyarakat/Suku Hubula Balim.
Membaca buku ini serasa kita lebih dekat bahkan semakin memahami budaya atau tradisi Suku Hubula yang bertempat tinggal di Lembah Balim/Baliem, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Setidaknya menambah wawasan, memperkaya khazanah budaya nusantara sebagai bagian dari kebhinekaan, apalagi penulisnya (Alpius Wetipo) yang pernah wawancara langsung/tatap muka dengan penulis - merupakan warga asli Suku Hubula sehingga semua yang berhasil digali dan dipaparkan dalam buku ini berdasarkan data dan fakta otentik, disajikan secara utuh dan lengkap melalui bahasa ringan mengalir.
JM (2-9-2018).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H