Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Selektif dalam Mencari dan Memilih "Informasi Bergizi"

25 Juli 2018   05:52 Diperbarui: 29 Juli 2018   05:00 3019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (pixabay.com)

Perubahan zaman ditandai pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa berbagai akibat di antaranya terjadi peluberan informasi dalam lingkup global yang akan membawa implikasi sehingga perlu disikapi.

Peluberan informasi yang terus melanda terutama disebarluaskan melalui new media berbasis internet (online) menerpa hampir segala aktivitas manusia (pengguna) di muka bumi semakin tak terhitung, tak terhingga bahkan mampu menembus ruang dan waktu secara realtime.

Bukan tidak mungkin dalam suasana seperti sekarang, seiring difusi pesan (teks, gambar/video, dan sebagainya) yang terus menerpa hingga membanjir ke mana-mana berdampak lebih jauh atau kalau boleh disebut telah menyebabkan terjadinya "polusi informasi."

Dalam kondisi demikian (baca: era kebebasan) barang tentu yang perlu mendapat perhatian yaitu mereka yang menjadi sasaran atau mereka (khalayak) yang dicecar secara terus-menerus saban hari melalui terpaan maupun 'gempuran' informasi sehingga kepadanya layak dilindungi.

Layaknya perlindungan tersebut mengingat setiap informasi yang disebarluaskan belum tentu akurat berasal dari pihak yang bisa dipercaya. Terlebih yang disampaikan lewat media sosial (yang setiap orang/siapa saja boleh menebar pesan) sehingga cara mencari dalam artian memilah dan memilih informasi perlu dilakukan.

Bagi kalangan awam seringkali setiap sebaran pesan/informasi akan diterima atau dikonsumsi begitu saja. Seolah apa yang disampaikan oleh sumber pesan dianggap benar adanya, merupakan refleksi atas peristiwa/kejadian yang diberitakan.

Pada hal jika dicermati lebih jauh dan mendalam, bahwa proses komunikasi antara penyampai pesan (komunikator) dengan penerima pesan (komunikan) tidaklah sesederhana seperti sepintas kita bayangkan.

Banyak faktor dan aspek terkait di dalamnya -- sehingga memerlukan pemahaman tentang apa, mengapa dan bagaimana suatu pesan disampaikan (kepada kalangan luas). Saluran pesan (media yang digunakan) pun yang kini semakin beragam sesungguhnya punya karakter berbeda, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.

Belum lagi dilihat dari kandungan isi pesan yang telah dikemas sedemikian rupa oleh produsen sebagai sumber informasi yang tidak lepas dari subyektivitas kepentingan, termasuk target sasaran khalayaknya -- semakin mendorong kita untuk lebih teliti dan memahami pesan atau makna yang tersisip di dalamnya.

Pada tataran ini sesungguhnya kita sudah bisa memilih, mana informasi yang memiliki nilai tambah dan mana yang tidak. Informasi yang memiliki nilai tambah selanjutnya penulis sebut sebagai "informasi bergizi."  

Secara umum yaitu informasi-informasi (segala bidang) yang bisa memberikan support terhadap kegiatan yang akan atau sedang kita lakukan.

Lebih khususnya, mencari dan memilih "informasi bergizi" yaitu informasi/pesan yang mampu membangkitkan kita untuk saling berbagi, berinteraksi sehingga mendorong dinamika sosial ke arah perubahan kehidupan yang lebih baik (better life).

Ada beberapa hal yang bisa menjadikan poin dalam menyeleksi, mencari dan memilih informasi tersebut, antara lain dengan memerhatikan:

Sumber informasi

Sumber informasi ini penting, karena kita perlu mengetahui siapa yang menyampaikan, apakah bisa dipercaya atau tidak. 

Jika sumbernya tidak jelas, atau meragukan, berarti pesan/informasi yang disampaikan jangan langsung ditelan mentah-mentah. Apalagi disebarkan melalui media yang setiap orang boleh menyampaikan pesan sehingga "polusi informasi" semakin bertambah dan bila tidak waspada justru kita terkena akibatnya yaitu dirasuki pesan-pesan hoaks beserta dampak ikutannya.

Teknik peliputan

Teknik peliputan suatu berita/informasi terdiri atas dua hal penting yang perlu diketahui, antara lain: teknik peliputan satu sisi (oneside coverage) yaitu cara-cara peliputan terhadap suatu masalah/peristiwa atau kejadian yang dilakukan oleh komunikator hanya berdasar pada satu sudut pandang. 

Di sini tendensi berita akan terindikasi sehingga informasi yang disampaikan cenderung berpihak, berat sebelah alias tidak berimbang.

Sedangkan teknik peliputan banyak sisi (bothside coverage) yaitu cara-cara peliputan terhadap suatu masalah/peristiwa atau kejadian yang dilakukan oleh komunikator berdasarkan pada banyak sudut pandang secara berimbang. Mencari dan memilih berita hasil peliputan seperti ini maka kita akan mendapatkan banyak gambaran kepentingan serta memeroleh wawasan yang luas.

Sifat informasi

Sifat informasi juga perlu ditelusuri bilamana kita akan melihat apakah yang disampaikan sumber pesan itu berupa fakta, berupa opini, atau campuran fakta dan opini. Informasi yang bersifat fakta yaitu pengungkapan suatu masalah/peristiwa atau kejadian secara obyektif, apa adanya. 

Bersifat opini, yaitu  pengungkapan suatu masalah/peristiwa atau kejadian oleh sumber pesan hanya didasarkan pada pandangan, pendapat atau gagasan (subyektif).

Sedangkan informasi yang bersifat fakta dan opini -- di sini kita perlu cermat karena fakta yang dicampur dengan sudut pandang/opini seringkali menjadi ajang "kepentingan" para produsen informasi untuk menyisipkan "maksud-maksud" tertentu (politik, ekonomi) demi memenuhi tujuannya.

Nah, setidaknya dengan memerhatikan tiga poin di atas (sumber informasi, teknik peliputan, dan sifat informasi) akan membantu anda/khalayak untuk selektif mencari dan memilih mana informasi yang mengandung "gizi" sehingga dapat menunjang kehidupan yang lebih baik. 

Di era global dibarengi kebebasan informasi seperti saat ini jangan sampai  kita terlena oleh gempuran informasi menyesatkan, apalagi "darurat hoaks" sudah semakin berjangkit di mana-mana.

JM (25-7-2018).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun