Banyak orang berpikir dan salah persepsi bahwa mereka setiap laki-laki memakai koteka untuk menutupi kemaluannya dan prempuan memakai sali yakni rok yang terbuat dari rumput dan bertelanjang dada. Bahkan ada yang menganggap mereka berpakaian seperti itu sebab mereka tidak mempunyai penghasilan yang cukup untuk berpakaian layak.
Anggapan tersebut sudah waktunya dibuang jauh-jauh, karena dalam kenyataannya sekarang masyarakat (suku Dani) di Lembah Baliem/Wamena sehari-harinya sama dengan kita pada umumnya. Hanya untuk hari-hari khusus saja misalnya ada perayaan atau festival budaya, mereka mengenakan pakaian tradisional yaitu koteka dan sali sebagai sebuah kebanggaan atau kesukuan. Itu sebabnya, sekali lagi jangan salah persepsi tentang penggunaan pakaian tradisi di Wamena.
Koteka adalah busana tradisional pria yang terbuat dari kulit labu air dan kepalanya ditutupi bulu cendrawasih atau kasuari. Sali merupakan busana perempuan yang belum menikah, dan yokel sebagai busana/rok yang dipakai perempuan sudah menikah.
Bacaan:
Cyrillus W.R Luntungan, Baliem Budaya yang Tersisa dari Jaman Batu, Sunspirit Books, 2013.
Indonesia Travel SignatureMagazine, Vol.9, Edisi Khusus Jayawijaya, 2016.
Buku: Cerita Rakyat dan Ungkapan Peribahasa Daerah Lembah Baliem Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi Papua Tahun 2003.
JM (15-5-2018).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H