Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang Kompasianer Lawas yang Patut "Disegani"

10 Maret 2018   20:57 Diperbarui: 11 Maret 2018   07:35 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali mengenang Kompasianer lawas, hal yang tak bisa dilupakan yaitu mereka benar-benar memahami bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diciptakan untuk mempermudah dan memberi kenyamanan para pengguna.  Termasuk kehadiran Kompasiana telah memberikan fasilitas ruang publik bagi kita untuk bisa saling berkoneksi, berinteraksi, berkolaborasi, yang pada gilirannya membuahkan suatu dinamika sosial dalam menunjang banyak kegiatan.

Berkat Kompasiana, sejumlah kompasianer kala itu telah berkolaborasi dan berkontribusi nyata seperti: Sosialisasi Internet Sehat dan Aman (kerjasama dengan Kementerian Kominfo RI) di berbagai sekolah,  kolaborasi tim lainnya yaitu membantu upaya peningkatan minat baca dengan menyumbangkan buku bacaan gratis di sejumlah daerah, serta kegiatan sosial kemanusian lainnya. Menyusuri naik turun alam pegunungan, lembah, melewati jalanan sempit bergelombang dalam semangat kebersamaan tim tentunya merupakan hal yang sangat berkesan, ada kepuasan tesendiri dalam ikut serta mencerdaskan anak bangsa.

Perlu diketahui, para Kompasianer lawas yang sering berkolaborasi ini rerata mereka pernah menjadi aktivis kampus (dulunya suka demo), penggiat LSM, volunteer, dan pendidik atau pekerja lapangan -- sehingga tak ada kata canggung untuk terjun ke kancah manapun manakala menjalankan giat sosial kemasyarakatan.

Dan yang paling menarik lagi, setiap kali kita mengadakan pertemuan -- jarang sekali berkumpul di rumah-rumah personal. Seringkali pertemuan dibuat janji di sebuah lokasi yang nyaman untuk berdiskusi dan bercandaria bersama. Biasanya memilih tempat makan/kuliner khas daerah yang bernuansa seni/budaya setempat. Di sinilah kita semakin paham bahwa Kompasianer lawas  memang patut "disegani."  Dalam artian,  "disegani" berasal dari kata sega atau sego (nasi). Di samping jagoan dalam berdiskusi, mereka juga jagoan makan...! ha.haah

Semoga di antara pembaca artikel ringan di akhir pekan ini, beliau-beliau (Kompasianer lawas) siapa tau ada yang  berkenan menorehkan sedikit pesan sebagai tanda masih berselancar di ruang publik virtual Kompasiana. Salut dan salam saya untuk semuanya, baik untuk perorangan, komunitas "Cengengesan", "Planet Kenthir", "Koplak Yoband", dan lainnya. Mohon dimaafkan bilamana saya banyak salah ya kawan...

JM (10-3-2018)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun