Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Mendengarkan, Membangun Pengetahuan Bersama

22 November 2017   21:11 Diperbarui: 22 November 2017   21:32 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengarkan dalam tulisan ini dimaksudkan sebagai aktivitas manusia untuk mencari, mengetahui informasi yang disampaikan melalui bahasa lisan atau suara oleh sumber informasi (yang sedang melangsungkan komunikasi). Mendengarkan juga mempunyai tujuan masing-masing bergantung pada konteks dan kepentingan si pendengar.

Mendengarkan bisa dilakukan hanya untuk memeroleh/menghimpun data atau informasi guna keperluan di kemudian hari. Bisa pula tujuan mendengarkan untuk menyimak topik yang sedang dibincangkan seseorang (dengan orang lain) sehingga barang siapa yang mendengar selanjutnya akan ikutserta menyampaikan respon (umpan balik) terhadap perbincangan tersebut -- sehingga terjalinlah interaksi atau komunikasi berkelanjutan. Dalam  bahasa gaulnya "komunikasi jadi nyambung."

Perlunya masalah 'mendengarkan' diangkat dalam tulisan ini mengingat kita jarang diajarkan tentang bagaimana cara mendengarkan, padahal komunikasi dengan menggunakan bahasa lisan hampir setiap hari kita lakukan. Namun cara mendengarkan secara efisien, efektif dan santun masih belum dipahami oleh kebanyakan orang.

Dalam konteks komunkasi berkelompok misalnya, baik yang dilakukan lewat media (tele conference) maupun tatap muka ada kalanya ketika percakapan (interaksi) antaranggota sedang berlangsung -- ada seseorang ingin bergabung. Secara etika tentunya diawali permisi dan salam untuk ikutan bincang bersama -- untuk berbagi informasi bilamana memang ingin terlibat dalam diskusi kelompok tersebut.

Dalam berkomunikasi melalui medium radio yang auditif-interaktif misalnya, belajar mendengarkan menjadi hal penting supaya apa yang akan disampaikan dalam keikutsertaan berbagi informasi atau berdiskusi bersama lewat frekuensi tidak terkesan secara tiba-tiba memotong perbincangan orang lain yang sedang membahas topik tertentu.

Pertama, yang layak dilakukan yaitu: mendengarkan secara seksama. Dengarkan apa yang sedang dibincangkan, mendengarkan di sini butuh waktu beberapa saat hingga benar-benar memahami topik yang diangkat dalam diskusi.

Kedua, bilamana tertarik untuk ikut serta, misalnya hendak menambahkan atau memberikan perspektif baru terhadap topik yang sedang dibahas/didiskusikan maka sebaiknya menunggu jeda waktu/spasi -- diawali mengucap salam, permisi gabung dan tak lupa menyebutkan identitas diri.

Jika sudah dipersilakan oleh moderator (kalau ada) atau dipersilakan gabung oleh salah seorang pembicara -- maka kesempatan ini bisa dipergunakan sebaik mungkin, secukupnya dan pastikan bahwa anda sudah punya materi sesuai topik yang sedang diangkat dalam perbincangan bersama tersebut.

Ketiga, sebaiknya/sebisanya dalam ikutan bergabung di forum bincang bersama melalui media seperti disebutkan di atas, biasakan selalu membawa perspektif baru, sehingga masuknya anda ke dalam forum diskusi akan memberi angin segar, menambah energi baru dan topik yang sedang dibicarakan bersama semakin dinamis karena banyak sudut pandang yang dikemukakan, menambah pengayaan pengetahuan/wawasan.

Saling melengkapi, saling memahami (tidak saling menyalahkan) walaupun berbeda paradigma dalam berkomunikasi barengan ini -- merupakan sebuah proses bahwa kita sedang membangun pengetahuan bersama. Dan bilamana kita tidak punya bahan/materi yang akan disampaikan, sebijaknya memilih diam atau cukup mendengarkan topik yang sedang diperbincangkan.

Perlu dicatat, kebiasaan yang masih ditemui ketika melangsungkan komunikasi berkelompok, terutama menggunakan media interaktif di lingkungan kita, kecenderungan respons yang muncul ke permukaan hanya sekadar just say hello, ada yang iseng/usil dan unjuk diri saja. Kehadiran ruang publik kurang dimaknai atau tidak dioptimalkan sebagaimana peruntukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun