Setelah lulus sekolah menengah lanjutan atas, wajar jika seseorang mengalami persoalan dan berhadapan pilihan yaitu: melanjutkan ke perguruan tinggi atau bekerja. Gejala ini terjadi di mana-mana. Keputusan "penting" layak diambil melalui perencanaan matang, supaya tidak menambah masalah di masa depan. Demikian terkonsep dalam benak pemuda asal Pringsewu, Lampung, Harris DK yang sempat berbicang dengan penulis di tempat usahanya potong rambut: ZQ Barber, Sabtu (28/7) Jalan Parangtritis no.135 (depan masjid Al Mustaqim) Yogyakarta. Konsep sederhana ini jika ditelusuri lebih jauh nampaknya bermakna luas. Berkait pilihan kerja/usaha di bidang apapun jika diseriusi, dilakoni dan diyakini sebagai langkah menangkap peluang usaha > boleh dibilang pantas menjadi renungan. Dunia kerja ternyata menjadi pilihan Mas Harris setamat SMA, sekitar empat tahun lalu. Berbekal bakat potong memotong rambut di lingkungan tempat tinggalnya di kawasan Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta yakni diawali memangkas rambut kawan-kawan dan tetangga. Dalam memulai perjalanannya, ia mengisahkan: "Lambat laun, bakat alami saya tumbuh berkat 'praktek lapangan' yang terus-menerus, Om. Semakin hari, banyak kawan/tetangga datang ke saya untuk minta dipangkas rambutnya. Dan saya layani dengan senang hati, bahkan minta model sedang ngetrend-pun saya ladeni," ujarnya. Berbekal 'praktek lapangan' itu selanjutnya Mas Harris memberanikan diri bergabung dengan pemangkas rambut yang lebih dulu berpengalaman. Ikut menjadi 'crew' pangkas rambut sekaligus berlatih mencari nafkah untuk menyukupi kebutuhannya.
[caption id="attachment_203699" align="alignleft" width="300" caption="ZQ Barber Jl. Parangtritis no.135 Yogyakarta (jm)"][/caption]
Cukup 8 bulan pengalaman 'ikut orang' semakin memacu diri mendekatkan dengan impiannya > ingin mandiri menjalankan usaha potong rambut. Ketika berbincang tentang latar belakang mengawali usaha yang ditekuni, mas Harris menyebutkan: "Bermodal alat/mesin pangkas rambut apa adanya disertai kemauan penuh tekad, semangat motivasi, yakin, fokus dan selalu kreatif, maka saya putuskan membuka usaha sendiri." Kini ia menyewa tempat di Jl. Parangtritis Yogyakarta, diberi nama: ZQ Barber.
[caption id="attachment_203701" align="alignleft" width="300" caption="suasana kerja di ZQ Barber (jm)"]
[caption id="attachment_203710" align="alignleft" width="300" caption="mas Harris sedang melayani pelanggan (jm)"]
[caption id="attachment_203703" align="alignleft" width="300" caption="model ini yang paling banyak disukai (jm)"]
Usaha potong/pangkas rambut milik Mas Harris ini mengkhususnya bidikan konsumen pria, baik usia dewasa maupun anak-anak. Buka setiap hari mulai pukul 09.00 wib sampai pukul 21.00 wib, non stop. Kecuali selama Hari Raya Idul Fitri, tutup. Di samping potong rambut, usahanya dilengkapi pula dengan layanan keramas, pijat untuk kesegaran kepala (fresh head), semir rambut aneka warna, dan menerima magang. Menurut mas Harris > "selama ini tercatat sudah 9 orang yg pernah magang di ZQ Barber dan semuanya sudah mandiri/membuka usaha potong rambut di tempat masing-masing. Untuk biaya magang berkisar 200 s/d 400 ribu, bergantung model apa yang akan dpelajari atau dipraktekkan," jelasnya.
[caption id="attachment_203704" align="alignleft" width="300" caption="tarif potong rambut ZQ Barber (jm)"]
[caption id="attachment_203705" align="alignleft" width="300" caption="mas Eko Effendi sedang memijat kepala (jm)"]
[caption id="attachment_239523" align="alignleft" width="300" caption="sepeda motor hasil kerja mas Eko (jm)"]
Dalam menekuni usaha potong rambut ini, mas Harris selalu ditemani seorang pembantu. Beliau adalah mas Eko Effendi yang sejak setahun lalu setiap hari mengasisteni bilamana mas Harris berhalangan datang atau ada keperluan di luar. Mas Eko, yang juga berasal dari Lampung ingin mengikuti jejak langkah mas Harris. Kelak ingin mandiri dan membuka usaha serupa di lain tempat. Selama membuka usahanya, ternyata ZQ Barber telah tiga tahun menjalani aktivitasnya. Berkait konsumen, dikatakan bahwa "pelanggan saya bermacam orang, mulai warga biasa, pelajar/mahasiswa, dosen, pegawai, buruh, pengusaha, pejabat pemda, politisi, bahkan juga melayani para turis asing yang sering minta dipotong cepak," ungakap Mas Harris. Maklum kan tempat kita dekat kawasan Prawirotaman, sebuah "komunitas penginapan turis" sehingga wajar mereka memilih potong rambut di sini," imbuhnya.