Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Warnet Desa di Banyuroto: Bantu Siswa Mengakses Informasi

12 Juli 2012   05:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:02 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berlanglang sekaligus menikmati hawa segar di wilayah perdesaan sungguh menyenangkan. Bertemu masyarakat ramah, bersahaja, jauh dari bising dan jarang ditemui polusi, medannya cukup menantang > sehingga menambah pengalaman mengenali lebih dekat kehidupan desa. Beberapa hari ini saya bersama tim menyusuri Kecamatan Nanggulan, Kalibawang dan Girimulyo di Kabupaten Kulonprogo. Sampai di lokasi, kita berpisah berbagi tugas masing-masing, sementara saya dan tim kecil kebagian untuk "jalan-jalan" di Desa Banyuroto, Nanggulan. Di desa inilah kutemui sebuah usaha warnet perorangan dirintis dan dikelola Mas Sutrisno Hadi bersama isteri, dengan memosisikan tempat usaha persis di samping kanan rumah induknya. [caption id="attachment_201759" align="aligncenter" width="300" caption="Warnet PLIK Nanggulan 2 Banyuroto (jm)"][/caption] Usaha internet desa yang diberi nama Warnet PLIK Nanggulan 2 ini resmi beropeasi sejak April 2011 awalnya dimulai sebagai usaha wartel dan jual beli pulsa. Berbekal pengalaman dan membangun relasi, kemudian Mas Tris (panggilan akrabnya) mendapat dukungan beberapa pihak, termasuk pemerintah desa untuk mengembangkan usaha warnetnya hingga kini. Pagi hari kemarin, ketika memasuki ruang boks terbuka kulihat 8 komputer tersedia bagi konsumen yang hendak ngernet, berbiaya Rp 2 ribu per-jam. Para netizen sebagian besar anak-anak seusia SD, SMP, SMA, juga ditemui sedikit mahasiswa/i dan masyarakat umum memanfaatkan internet desa tersebuti. Menurut Mas Tris, saban hari warnet ini dikunjungi sekitar 10 - 15 orang, durasi kunjungan berkisar 2 - 3 jam. Warnet buka mulai pukul 9 s/d 17 wib, namun jika diperlukan bisa saja waktunya diperpanjang. Misalnya untuk menunjang acara-acara pelatihan bagi masyarakat desa setempat. Ditambahkan, keberadaan internet ini tidak hanya bertujuan profit, namun juga sebagai sarana untuk menjadikan masyarakat desa melek teknologi informasi dan informasi (TIK). Di samping itu juga memberikan kemudahan/membantu para siswa yang masih sekolah agar mudah mengakses informasi sesuai kebutuhan sehingga menunjang kelancaran studinya.

[caption id="attachment_200077" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana Warnet di Desa Banyuroto (jm)"]

13420699651093087102
13420699651093087102
[/caption]

Ketika ditanya pelatihan-pelatihan apa saja yang pernah ia lakukan, mas Tris santai menjawabnya bahwa "di tempat ini sudah pernah dilakukan pelatihan internet praktis bagi anak-anak sekolah, pelatihan bagi petani sekitar, dan pelatihan individual > bagaimana menggunakan komputer dan internet bagi mereka yang belum bisa. Pelatihan dilengkapi modul yang saya susun sendiri," ujarnya. Berkait dengan anak-anak sekolah, kita bimbing mereka tentang bagaimana cara mengakses informasi yang hendak dicari sesuai proseding, bagaimana men-download dan menyimpannya kemudian dimanfaatkan untuk menunjang studi. Walau pun dalam keseharian seperti kita lihat bersama, sambil menunjuk dari balik kaca > ditemui sejumlah anak-anak sedang nge-game, bukan berarti saya biarkan kebablasan. "Biarkan bermain sesuai dunianya, apalagi sikonnya kayak di musim liburan begini mereka punya waktu bersantai lebih leluasa. Pada saatnya saya akan selalu memonitor dan mengajak mereka untuk mengoptimalkan fungsi internet sesuai peruntukannya," kata mas Tris. Sedangkan pelatihan bagi para petani, di samping mengajari mereka berinternet melalui kelompok tani masing-masing, juga mengajari mereka mencari pihak-pihak yang sekiranya layak dihubungi. Pengenalan situs-situs pertanian terkait bibit, pupuk, obat-obatan antihama, organisasi-organisasi pertanian yang bisa diajak kerjasama, dan juga soal pemasaran yang selama ini masih menjadi pemikiran masyarakat desa di sini.

[caption id="attachment_200078" align="aligncenter" width="300" caption="Mas Tris sebagai Operator Warnet (jm)"]

1342070469929763922
1342070469929763922
[/caption]

Warnet PLIK Nanggulan 2 Desa Banyuroto yang letaknya cukup strategis, berada di jalan desa Pengasih - Sribit ini ternyata menjadi perhatian sebagian besar menyarakat sekitar. Didukung keberadaannya oleh pemerintah desa dan dikelola oleh mas Tris, yang mengaku pernah kuliah (namun putus di tengah jalan), juga pernah berpengalaman ikut outsourching dengan pihak Telkom beberapa tahun lalu dalam membangun jaringan di wilayah DIY/Jateng. Mengingat tempat strategis, di lokasi warnet ini terpampang beberapa poster seperti: bahaya narkoba, curanmor, kesehatan lingkungan, bahaya kekerasan anak, dan lain-lain. Dalam pengembangan di masa depan, mas Tris yang penampilannya kalem (mirip: wong_anteng JM, he-he..) selalu berpikiran optimis dan realistis. Ia mengharapkan usaha warnetnya ini berkembang dinamis, di antaranya jualan pulsa HP, bayar listrik, kini telah dirintis Cyber Café yang terletak di halaman sebelah warnet dengan fasilitas hotspot bagi pengunjung. Cyber Café ini dikelola oleh saudaranya yang sekaligus menambah kegiatan usaha, sambil belajar mencari nafkah. Usaha lain terkait internet desa juga sudah dipikirkan, tentunya seiring ketersediaan dana. [caption id="attachment_201757" align="aligncenter" width="300" caption="Cyber Cafe, di sebelah Warnet PLIK Banyuroto (jm)"]

13427870431526534675
13427870431526534675
[/caption] Sebelum menutup perbincangan, mas Tris berangan akan membangun relasi dengan semua pihak terkait usaha warnetnya. Tak terkecuali dengan Kemkominfo yang selama ini sudah memfasilitasi Warnet PLIK Nanggulan 2. Disadarinya, bahwa "keberadaan internet mandiri di desa bukanlah semuanya harus dilakukan seorang diri. Kehadiran pihak lain yang bisa bekerjasama saling menguntungkan sangat dinantikan. Itu semua tidak lain > bermuara pada harapan bersama yaitu meningkatkan potensi desa, promosi desa dan pada gilirannya akan menyejahterakan sekaligus memberdayakan masyarakat desa," imbuhnya. Salam dari Desa Banyuroto, Nanggulan, Kulonprogo. JM (12-7-2012).

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun