Kota Ambon saja yang merupakan ibukota Provinsi serta kiblat perkembangan olahraga di Wilayah Maluku hanya memiliki 1 lapangan track yang tergolong cukup baik yaitu di stadion mandala remaja, karang panjang (walupun sebenarnya belum cukup memenuhi syarat untuk dikatakan layak pakai). Lapangan yang belum menggunakan shuttle ban bahkan apabila cuaca hujan, atlet tidak bisa lagi untuk berlatih karena rawan tergenang air.
Maluku Provinsi yang sangat luas. sedangkan atlet - atlet tersebar dihampir seluruh Kabupaten di Maluku. Apabila mereka memerlukan latihan dengan fasilitas yang bagus cukup sulit bagi mereka untuk mencapai Kota Ambon.Â
Mungkin banyak yang beranggapan bahwa lari bisa dimana saja. Namun, latihan terbaik apabila berada langsung di lapangan yang sesuai dengan pelaksanaannya dan untuk mengurangi resiko cidera apabila terus menerus berlari di jalan raya.
KURANGNYA EVENT/KOMPETISI DI WILAYAH PROVINSI MALUKU
di Provinsi lain di Indonesia, lari ataupun olahraga lainnya sudah menjadi lifestyle yang diminati oleh perorangan maupun dalam bentuk komunitas. Salah satu cara untuk membentuk lari sebagai gaya hidup adala dengan membuat berbagai event. Memang terlihat sepele, namun dengan seringnya event/kompetisi diharapkan menumbuhkan rasa untuk selalu lebih baik dari waktu ke waktu. Hal ini juga bisa mendorong prestasi atlet Maluku baik di lari jarak pendek maupun jauh.Â
Beberapa tahun terakhir event lari semakin menjamur di berbagai wilayah di Indonesia sehingga memunculkan berbagai nama - nama baru dalam persaingan di cabor atletik.Â
di Maluku sendiri sangat perlu event atau kompetisi untuk menemukan bibit - bibit baru serta menambah jam terbang bagi atlet - atlet yang sudah ada. Atlet akan berupaya untuk terus berlatih karena ada suatu tujuan serta mengevaluasi diri atas apa yang dicapai dari event sebelumnya.
ATLET BUTUH NUTRISI YANG CUKUP DAN BENAR
Apabila prestasi menjadi tujuan utama dari Atlet, tentunya apa yang dimakan juga harus dipikirkan.Â
Program latihan akan menjadi percuma apabila makanan maupun minuman yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan seorang atlit.
bukan rahasia umum lagi, bahwa minuman keras (sopi,sageru,dll) sudah menjadi budaya yang cukup mengakar keras di wilayah indonesia timur (khususnya Maluku). Atlet yang sudah berlatih cukup keras meningkatkan performanya ketika memasuki off-season mulai kembali pada gaya hidup yang tidak sehat dengan mengonsumsi makanan - makanan serta minuman yang tidak sehat. sehingga pembinaan latihan tidak meningkat dan berlanjut yang ada hanya stagnansi kemampuan atlet.