Mohon tunggu...
WAKANNO
WAKANNO Mohon Tunggu... Tentara - Sekedar dan tak lebih

Hidup itu akan menjadi susah atau senang tergantung dari perspektifmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagi Pelajaran dari Lembah Tidar

24 Juli 2021   19:13 Diperbarui: 24 Juli 2021   19:24 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

13 Juli 2021 Merupakan hari yang bersejarah bagi para Perwira Remaja lulusan Akademi Militer Tahun 2021. Para Perwira Muda itu mengawali langkah kaki mereka di dunia pengabdian yang sesungguhnya sebagai Prajurit Tentara Nasional Indonesia.

4 Tahun yang lalu mereka berupaya mengejar mimpi mereka untuk menjalani Pendidikan sebagai Taruna Akademi Militer. Namun, sekarang mereka keluar Kembali dengan mimpi agar kelak dapat Kembali ketempat ini sebagai Purnwirawan Pati (Perwira Tinggi).

Tentu ini adalah mimpi yang sangat besar, namun tidak ada mimpi yang mustahil untuk digapai. Yang menjadi motivasi mereka untuk menggapai mimpi itu, selain orang tua dan keluarga adalah para pendahulu mereka yang sudah mencapai level tertinggi dalam pengabdian tersebut.

Siapa yang tidak mengenal sosok Pak SBY yang menjabat sebagai Presiden untuk 2 periode. Selain itu, sosok yang menjadi salah satu poros politik Indonesia saat ini Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto. Mereka berdua adalah sebagian kecil dari banyaknya Tokoh yang digembleng di Lembah Tidar, “Kawah Chandradimuka Para Pemimpin Bangsa”.

Lembah Tidar sudah melahirkan berbagai pemimpin hebat yang berpengaruh di dunia kemiliteran maupun dalam rana pemerintahan. Seakan – akan Pendidikan yang mereka jalani selama di Akademi Militer Tidak hanya mengajarkan mereka untuk survive di Lingkungan TNI saja namun juga memimpin negara ini secara keseluruhan.

Awal Yang Berat Namun Itulah Yang Membuat Kami Tangguh

Dokpri
Dokpri

“LEMBAH TIDAR PINTU GERBANG PENGABDIAN PERWIRA”

itulah tulisan yang pertama kalidilihat Ketika masuk ke Stadion Sapta Marga Akademi Militer. Kata - kata itu seakan menggetarkan hati para Calon Taruna yang hendak menjalani Pendidikan di tempat ini.

Setelah menjalani rangkaian tes yang sangat Panjang, Akhirnya para calon taruna tadi akan dilantik menjadi Calon Prajurit Taruna (Capratar) yang akan menjalani Pendidikan integrasi selama 3 bulan Bersama – sama dengan Capratar matra laut, matra udara dan Calon Bhayangkara Taruna Akademi Kepolisian.

Sebagian besar dari mereka masih bertanya – tanya seperti apakah Pendidikan yang akan dijalani selanjutnya? Sebagian juga sudah mulai ragu dan menyesal (penyesalan memang selalu datang diakhir). Namun bagi sebagian lagi, membentuk sikap yang optimis bahkan menyemangati rekan – rekan mereka yang sudah mulai jatuh mentalnya.

Hingga akhirnya Upacara Pembukaan Pendidikan dimulai dan semua pertanyaan itu pun akhirnya terjawab.

Salah satu pelajaran hidup yang dapat saya pelajari disitu adalah mereka yang memiliki optimis sebelum sesuatu terjadi akan lebih memiliki daya tahan dibandingkan mereka yang sudah dari awal pesimis. “Pikiran mempengaruhi segalanya.”

Awal Pendidikan bisa dikatakan suatu hal yang berat bagi para Taruna. Wajar saja, mereka yang tadinya hidup dan berperilaku sebagai masyarakat sipil pada umumnya harus menyesuaikan dengan disiplin dan sikap kemiliteran. Namun bagi mereka yang telah melewati proses adaptasi ini, maka akan memunculkan passion untuk terus berbuat yang terbaik.

(Pelajaran 1 : Seorang pemimpin itu ibarat bunglon yang harus mampu untuk beradaptasi secara cepat kapanpun dan dimanapun)

Bukan Sekedar Kegiatan Yang diulang - ulang

Dokpri
Dokpri

Taruna selalu dijadwalkan untuk bangun pukul 04.00. Waktu yang sangat pagi bukan?

Kegiatan yang dijalani mereka setiap harinya relatif sama. Bangun setelah itu beribadah dilanjutkan Olahraga Pagi, setelah itu makan pagi dan seterusnya hingga melaksanakan istirahat malam pukul 22.00.

Sebenarnya kenapa harus demikian?

Salah satu teori yang ditenarkan oleh Maxwell Maltz, bahwa salah satu cara untuk membentuk kebiasaan baru untuk menjadi kebiasaan adalah setidaknya membutuhkan waktu 66 hari. Bayangkan apabila Para Taruna terus menerus selama 4 Tahun membiasakan hal – hal yang baik setiap harinya.

Dalam Buku The 5 AM Club menjelaskan kebiasaan – kebiasaan yang dilaksanakan oleh orang sukses setelah mereka bangun dari tempat tidur mereka. Yang pertama meditasi atau beribadah setelah itu mereka akan memperhatikan jasmani mereka dan sebelum mereka memulai aktivitas hari itu mereka akan mengurus diri mereka dengan makan, membersihkan diri dan afirmasi positif pada diri mereka.

(pelajaran 2 : Kunci sukses orang pada hari itu dimulai dari dia bangun tidur)

Kerapihan Yang Utama

Setiap Taruna akan diberikan 1 lemari Baju, 1 Lemari Belajar dan satu tempat tidur beserta kasurnya.

Mereka sudah diberikan peraturan mengenai kesamaan cara melipat baju, peletakan barang, penataan buku dan kerapihan kasur sehingga mereka memiliki standar kerapihan yang tinggi. Taruna dituntut harus teliti pada hal - hal kecil, tak boleh ada debu sedikitpun di barang - barang yang menjadi tanggung jawab mereka, lantai harus selalu mengkilat 

Sebelum mengawali kegiatan latihan dan belajar, Taruna akan melaksanakan apel pagi. Biasanya pada saat inilah kerapihan pakaian dan kebersihan perlengkapan di badan mereka akan dicek. dari ujung kepala sampai ujung kaki baik itu cukuran rambut harus 3-2-1, helm mengkilat, ransel isinya sesuai protap hingga senjata SS-2 "si istri pertama" harus terbebas dari karat setitikpun. Dan mereka yang tidak rapih dan tidak bersih akan diberikan tindakan khusus sesuai tingkat kesalahan mereka.

Taruna Selalu dituntut untuk berpenampilan setil (istilah untuk keren dikalangan taruna) baik itu pada saat di dalam Ksatrian atapun pada saat berada di luar. 

Ada satu doktrin yang mereka terima sejak mereka menjadi taruna junior "Yang dilihat orang pertama dari dirimu adalah Penampilanmu terlebih dahulu baru isi otak dan fisikmu." the rule of first impression

(Pelajaran 3: Penampilan merupakan visualisasi dari karakter anda. Karakter, Kecerdasan dan Fisik merupakan 3 aspek yang harus dimiliki seorang pemimpin. Namun, Karakter akan memegang peran paling penting)

Membentuk Pemimpin Dengan Membiasakan Mereka Menjadi Pemimpin.

POKDO RESIMEN KORPS TARUNA/Dokpri
POKDO RESIMEN KORPS TARUNA/Dokpri
Kalau di SMA kita mengenal yang namanya OSIS. Yaitu Lembaga resmi yang dibentuk untuk belajar dan berlatih dalam berorganisasi serta kepemimpinan. Di Akademi Militer, AAU, AAL dan Akpol kami memiliki organisasi yang disebut Resimen Korps Taruna.

Resimen Korps Taruna dipimpin oleh seorang Danmenkorpstar (Komandan Resimen Korps Taruna), dia merupakan sosok leader bagi seluruh taruna dan memiliki kelebihan tertentu sehingga berhak untuk memegang amanah tersebut. Dia dibantu oleh seorang Wadanmenkorpstar. Selain itu juga, Resimen Korps Taruna memiliki lembaga Legislatif yaitu Lembaga Musyawarah Taruna yang dipimpin oleh seorang Kalemustar yang anggotanya adalah lemustar di tiap tingkat (perwakilan 6 orang terbaik dari tiap tingkatnya), jika kalian ingin mencari mereka lihatlah yang menggunakan tali koor hitam.

Ada juga yang menggunakan tali koor berwarna putih, merekalah penegak kedisiplinan di Akademi Militer. Sebutan mereka adalah Poltar (Polisi Taruna). Mereka adalah orang - orang yang memiliki postur yang tinggi diantara teman  - temannya, memiliki kepribadian yang baik dan berani dalam bertindak. Poltar dipimpin oleh seorang Danpoltar yang anggotanya terdiri dari 16 orang terbaik dari tiap tingkatnya.

Selain Poltar dan Lemustar, masih ada juga jabatan - jabatan di Akademi Militer baik itu yang di meja atas seperti Kasi (Tali biru kuning biru), Danyon (Kuning merah Kuning), hingga jabatan lainnya dibawah mereka yaitu Taur, Dankikor hingga Dantonkor yang semuanya memiliki job description masing - masing. Setiap jabatannya dituntut harus profesional serta menunjukan kepedulian mereka baik kepada rekan se-lettingnya maupun kepada taruna junior.

Selain itu juga, taruna diberikan kesempatan untuk belajar kepemimpinan melalui Genderang Suling Canka Lokananta (GSCL) yang dipimpin oleh 4 orang penatarama. GSCL merupakan drum band kebanggaan taruna akademi militer yang menjadi tradisi turun temurun. Taruna senior memiliki tanggung jawab untuk mengajari dan membina junior mereka agar menjadi lebih baik dari mereka.

(pelajaran 4 : Kepemimpinan bukanlah suatu hal mudah. Tetapi bukanlah suatu hal yang mustahil untuk dipelajari. Pelajari itu selagi ada kesempatan.)

Untuk menjadi pemimpin yang hebat seperti para pendahulu kita jelas membutuhkan proses yang panjang. Namun, semua itu sudah ada dasarnya sejak menjalani pendidikan di Akademi Militer. 

Semoga Akademi Militer terus mencetak Pemimpin hebat untuk bangsa ini.

"NEGARA DAN BANGSA MENUNGGU DARMA BAKTIMU."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun