"Ayo masuk anak-anak panti baru." Ledek ibu panti.
Kita semua sontak tertawa karena kita semua memakai baju yang sama bak anak panti asuhan. Keesokan harinya waktu bagi kami menikmati liburan yang sesungguhnya dikota yang indah ini kota Jogja. Berjalan menyusuri jalan, malioboro, keraton, menonton musik tradisional, berjalan di gang kecil, bahkan tanpa kami sadari tidak sengaja menemukan rumah milik Kyai Ahmad Dahlan. Jalan-jalan yang begitu melelahkan membuat kakiku kambuh lagi.
" Maafkan aku, kakimu bengkak seperti ini karena aku, untung aku selalu bawa Geliga krim sahabat disegala kondisi apapun dimana saja dan kapan saja." Sahabatku mengoleskan Geliga krim dikakiku rasa hangatnya mampu melegakan rasa nyeri di kakiku dan membuat traveling mengelilingi Jogja jadi makin semangat.
"Ini kamu bawa saja Geliga Krim justru kamu yang lebih membutuhkannya." Pinta Fika padaku.
Tak tega melihat anak panti sedih, kami peluk meraka semua semoga kelak kami dapat bertemu mereka kembali. Kami semua memutuskan untuk pulang dengan mengendarai bis tapi sebelumnya kita menaiki Trans Jogja menunju terminal bis.
 Awalnya trans Jogja ini sangatlah lengah belum banyak penumpang, di saat pemberhentian selanjutnya penumpang begitu banyak bahkan berjubel sehingga kami semua berpisah satu sama lainnya. Tiba-tiba diriku mendapatkan pesan dari Fika, bahwa dia meminta tolong padaku,sekarang ini dia sedang diganggu pria yang tidak dikenalnya.
" Mas Dahlan tolong bantu Fika sekarang dia sedang diganggu pria yang tidak dikenal." Pintaku.
" Sekarang aku butuh Geliga Krim apa dari kalian ada yang membawanya?" Pinta Mas Dahlan kepada kami semua. Seketika itu diriku teringat Geliga Krim yang diberikan Fika padaku. Langsung kuberikan Geliga Krim kepada Mas Dahlan. Semua Geliga Krim milik Fika dihabiskan dia tumpahkan semua krim ditangannya. Mas Dahlan mencoba berjalan kearah dimana Fika sekarang berada. Benar saja Mas Dahlan melihat Om-om itu mencoba memegang pundak Fika, Lalu Mas Dahlan pegang tangan si Pria itu dengan tangannya yang penuh Geliga Krim.
"Maaf Om ini pacar Saya." Kata Mas Dahlan.