entah bagaimana aku berakhir di sebuah bar
di tengah hiruk pikuk kota Jakarta
ingatan akan dirinya hanya samar-samar
sepasang pecinta di pojok saling membantah
wajah-wajah cerah nampak di bawah cahaya tuan tumah
bercerita mengenai hidup masing-masing, tak terbeban
beberapa membicarakan apa saja tanpa suatu arah
sisanya terkumpul di pinggiran, di drama hidup tak memiliki peran
dari jendela nampak sederet titik cahaya, tak bergerak
alunan musik jazz mengisi kedua telinga dengan lembut
rindu tak lagi hanya terhempas oleh jarak
rasa yang tadinya begitu hebat, kini terhalang kabut
tiga puluh detik menuju tengah malam
dua puluh, sepuluh
  Â
5Â
   4Â
 3
  2
 1
  Â
para pasangan saling mencium bibir dengan mesra
kembang api ikut menggila
aku terhembus duka lara
selamat tahun baru, Ara...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H