Mohon tunggu...
Supriyanti
Supriyanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Lulusan S1 Matematika (Murni). Suka puisi. Penyuka tetumbuhan dan pengagum bunga. Senang ngobrol dengan Liz

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bulan Jatuh di Matamu

12 Desember 2022   20:27 Diperbarui: 12 Desember 2022   20:40 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi malam (Pixabay.com/mollyroselee)

Di matamu bulan jatuh,

separuhnya belajar pada konus 

dan basilus 

kalau suram, muram, dan buram

adalah terang yang bersemayam 

karena terlambat satu-dua putaran

pada arloji 

pada jam dinding 

yang ditinggal lelap si pemilik  

tubuh lelapnya lupa bersihkan

riasan topeng sehariannya 

dari selasa ke selasa 

dengan gaya ceria 

yang diada-ada 

tubuhnya lesap pada doa-doa 

yang izin sebentar membeli kopi 

karena ingin mencintai 

seorang lelaki penggila nikotin 

yang menggauli kafein 

semalam sehari 

36 jam tanpa baju ganti 

dan malam merangkum 

sebagaimana separuh bulan tersenyum 

menciumi doa-doa 

mengecupi eyeliner dan liptint; 

aku sedang melukis, kasih 

aku sedang melukis kasih

kasih tak sampai 

sampai-sampai bulan jatuh 

di desember dari juli pilu 

berangsur deras

sebab hujan lekas.

Semarang, 12 Desember 2022

Supriyanti, S.Mat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun