lebih seringnya seperti gerimis dan pelangi
atau kupu-kupu yang menciumi bunga
di sebuah taman
untuk perayaan pesta ulang tahun
outdoor konsepnya
ia tak pernah sadar bahwa
sedari pergelaran wayang pertama yang disaksikannya
entah oleh pesta resepsi pernikahan tetangga
atau malah memeringati hari besar agamanya,
riuh hari lebaran di gunung taruwangsa
yang dimonopoli goyangan dangdut
diiringi pedagang yang sungguh bejibun, Â
malam tujuh belasan,
bahkan mungkin lebih belia lagi.
ia telah meyakini takdir
untuk hidup menjadi gadis baik
di mana rasuk adalah itu-ini
dan gula-gula hanyalah segelintir
keinginan yang dilalap mi
dan es teh manis
tapi gula-gula di kepalanya membesar
ingin direguknya gula-gula
yang dibawa seorang lelaki pembawa gula-gula
kepadanya, lelaki itu tawarkan gula-gula
yang sepertinya manis tak ada duanya
ia ingin merenggutnya detik itu juga
tapi ia begitu paham
bahwa lelaki itu harus menjejali dua kepala kecil
yang mengidamkan gula-gula
merah muda
di taman
pada perayaan ulang tahun sepertinya
ia berharap menemukan gula-gula lain
yang lebih lama dari sementara
tidak kesepian
tapi masih sama-sama sepi
dan gula-gula adalah keramaian yang dinanti Â
Â
Semarang, 09 Oktober 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI