malam-malam begini
ditemani seduhan kopi
paling nyenengin, sih,
bahas patah hati-
loh, hol, kok jadi sedih
eh, katanya, sepi itu transformasi
dari ramai yang teramat tamat
sebentar lagi
dan laga sepakat
untuk menghabisinya tanpa sisa:
mata memar;
pipi miris;
bibir tambah gincunya,
apakah warnanya nood
atau biru atau warna baru?
yang pasti napasnya terengah-engah
seperti habis lari maraton saja.
-enggak lelah apa mencintai
tulang rusuk yang asing?
bentar lagi jadi usang
mending belajar biologi:
makhluk hidup perlu makan
patah hati bikin malas makan
oh, ayolah, usir saja cinta
yang bukan milik kita!
Semarang, 21 Agustus 2022