sewaktu tidur dewa cinta datang
keningku diketuk-ketuk ia
lalu segala tentangmu dialirkannya
dan begitu bangun secara tunai aku jatuh cinta
jatuh padamu
sedang kamu telah mengerami
malam-malam
kelam
dengannya
mengeranglah aku
dipanggang candu
disertai baluran bumbu:
senyum menawan,
kalimat ramah,
pandang tenang.
merat tenangku!
dewa telah menukar ketenangan hatiku
dengan kesenangan akanmu
tapi kesenanganmu tak bisa jua kureguk
dan bakal kutunggu dewa datang merenggutmu dariku
aku sudah kebanyakan kopi, sayang
tapi belum bisa hapus bayangmu
dan regurgitasi tak pernah jadi rencana destinasiku
oh, dewa, kapan kau datang?
hai, dewa, kenapa lama sekali
apakah kotamu sedang banjir?
terus kutunggu
kutunggu terus
sampai bosan
lalalalala, dan bosan ternyata tak sampai-sampai
mengeranglah aku
duh!
Semarang, 19 September 2022