sepertinya aku pernah tenggelam
dalam bacaan fiksi beragam
kalau soal cinta yang menyelam,
mendekam, dan ditambah tingkatan
level selanjutnya: mendalam,
makin payah dituangkan ke dalam
"memendam", misal tiba-tiba Tuhan
menuahkan sebuah pertemuan
yang rasanya manis, tumpukan episode
yang pernah kubaca adalah parade
kupu-kupu dalam perut,
tapi setelah aku bertemu denganmu,
bertatap pandang dan rasanya tak mau
segera kuselesaikan, aku sudah tidak
tahu bagian mana sesungguhnya
yang disandera kupu-kupu sebab
aku merasa dicubit gemas sampai
bibir agak melebar naik ke atas---
kelihatan tidak tulang pipiku
yang hendak menciumi udara
merangkum helai napasmu
yang dicurinya?
aku merasa diajak mencecapi
keindahan putik dan benangsari:
pandanglah mataku yang tak ingin
berkedip sebentar saja dan bersinar
hanya dekat denganmu!
ah, bagaimana, apakah kamu tahu
bagian mana dariku yang telah
dikecup kupu-kupu? coba, katakan
sesuatu padaku, ROE ....
Semarang, 03 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H