Mohon tunggu...
Suyadi Tjhin
Suyadi Tjhin Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar Menulis

Lebih Baik Menyalakan Sebatang Lilin Dari Pada Mengutuki Kegelapan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan dalam Pepatah

3 Desember 2023   19:00 Diperbarui: 3 Desember 2023   19:11 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

           Pendidikan merupakan satu hal yang penting dalam sebuah masyarakat atau bangsa.  Berikut ini ada tiga pepatah berkenaan dengan pendidikan yang menunjukkan pendidikan butuh ditanamkan sejak kecil atau muda, terus berkelanjutan, dan sang guru menjadi sosok yang sangat penting.

1. Waktu kecil atau muda tidak dibentuk, sudah tua akan keluar tulang-tulangnya.

         Pepatah orang Tionghoa Hakka ini bunyi aslinya ialah "se se ng but, thai loi but chut kut," kalau diterjemahkan secara literal "kecil-kecil tidak dibentuk, sudah besar akan keluar tulang-tulangnya." Adapun pepatah tersebut di atas diambil dari ibarat sebatang bambu, bambu waktu masih kecil atau muda mudah dibentuk sesuai dengan apa yang diinginkan, namun bambu yang sudah besar dan tua sulit untuk dibentuk lagi, walau masih bisa dibentuk, namun tulang-tulang bambu tersebut akan keluar  kalau dipaksakan dan dapat menusuk tangan kita.  Demikianlah ibarat manusia, waktu kecil masih menurut, semakin besar semakin sulit untuk diajar atau menurut kata-kata orang tua.   

2. Menanam pohon perlu sepuluh tahun, menanam (membentuk/ mendidik) orang butuh seratus tahun.

         Pepatah tersebut diatas juga berasal dari bahasa Tionghoa dimana tulisan dan bunyinya " shi2 nian1 shu4 mu3, bai3 nian2 shu4 ren2yang artinya menanam pohon perlu sepuluh tahun, menanam (membentuk/ mendidik) orang perlu seratus tahun.  Pepatah ini tentu bukan bicara soal waktu aktual masa pendidikan, tetapi sebuah perbandingan yang memberitahukan bahwa mendidik orang atau benar-benar belajar butuh waktu yang lebih lama. 

3. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.

        Pepatah ketiga ini walaupun tidak tahu asal mulanya dari mana, namun sudah sangat dikenal dalam bahasa Indonesia.  Pepatah ini mengingatkan bahwa seorang guru sering diikuti oleh murid.  Apa yang dikatakan atau diperbuat oleh seorang guru secara sadar atau tidak sadar dapat ditiru oleh murid.  Peniruan murid dari guru bisa berupa imitasi (ditiru secara sadar), dan bisa berupa sugesti (ditiru secara tidak sadar atau disebut pengaruh). 

Demikianlah secara singkat ketiga pepatah tersebut di atas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun