JAKARTA, JITUNEWS.COM – Pameran agribisnis bertajuk Flora dan Fauna (Flona) 2105 kembali digelar tahun ini di Lapangan Banteng, Sawah Besar, Jakarta Pusat,. Acaranya sendiri telah dibuka Jumat (18/9) lalu dan akan berlangsung sebulan penuh ke depan.
Pameran tersebut diramaikan oleh 166 stand bursa tanaman hias, tanaman buah, tanaman herbal, dan hewan peliharaan, 14 stand anggota Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) yang terdiri dari sembilan Provinsi, yaitu Jambi, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Lampung, Papua, Aceh, Kalimantan Timur, Banten dan Papua Barat. Termasuk 12 stand dari lima wilayah kota dan SKPS yang turut mendukung pameran.
Salah satu pengisi stand tanaman buah di ajang Flona 2015 adalah Ahmad. Di bawah payung usaha Harum Nursery, Ahmad mengungkapkan harapan besarnya pada gelaran Flona kali ini.
“Nursery kami sudah mengikuti ajang Flona ini 3 kali. Saya berharap penjualan bibit durian kami ini bisa meningkat lebih dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujar Ahmad saat ditemui JITUNEWS.COM, Senin (21/9).
Harum Nursery merupakan salah penyedia aneka bibit dan buah durian yang berbasis di Serpong, Tangerang. Adapun varietas bibit durian yang jadi andalannya saat ini diantaranya adalah durian Musangking, Cane/Bawaor, Ochee/Duri Hitam, Bamboo Food, dan Kanyo. Kesemua bibit durian yang dikembangkan Harum Bursery merupakan bibit durian introduksi dari Malaysia dan Thailand.
Bibit durian yang dijual Harum Nursery ada yang berasal dari sistem cangkok, okulasi, maupun sambung pucuk. Menurut Ahmad, dari ke-5 varietas durian tersebut yang paling genjah adalah varietas Cane/Bawor. Soal harga, Ahmad berujar bahwa harga yang dipatok berbeda untuk setiap varietas dan ukurannya.
“Bibit durian yang dijual beda-beda tiap varietas dan ukurannya. Bibit dijual mulai ukuran 50-60 cm sampai yang tinggi 3 meter. Harganya mulai dari Rp 50 ribu s/d Rp 2,5 juta. Yang sekarang paling mahal adalah bibit durian Ochee/Duri Hitam, bibit kecil ukuran 50 cm kita jual Rp 150 ribu,” beber Ahmad.
Saat disinggung soal perawatan bibit duriannya, Ahmad menuturkan bahwasanya perawatannya tidaklah merepotkan. Bibit yang sudah dibeli tak bisa langsung ditanam di tanah, melainkan harus dilakukan pengolahan lahan terlebih dahulu.
“Sebelum bibit durian ditanam kita harus siapkan lubang tanamnya dulu yang diolah bersama pupuk. Nah, dua minggu kemudian baru bibit ditanam. Kalau mau berkebun, perawatannya harus lebih intensif lagi,” ujarnya.
Lebih lanjut Ahmad mengatakan, bibit durian yang ditanam dan diberikan perawatan intensif paling tidak 4 tahun sudah mulai belajar berbunga.
“Jika kita tanam bibit ukuran 40 cm saja, dengan ditunjang perawatan bagus paling tidak 4 tahun sudah mulai belajar berbunga. Biasanya tahun pertama rontok, tahun kedua 2-3 butir, tahun berikutnya 2 kali lipatnya. Dari bunga sampai buah itu tergantung daerah, tergantung ketinggian juga. Kalau daerah panas itu kurang lebih 160 hari setelah pembungaan, buah sudah bisa panen. Kalau daerah dingin lebih lama,” pungkasnya.