Mohon tunggu...
Jipy Bhakti
Jipy Bhakti Mohon Tunggu... Foto/Videografer - MAHASISWA-ILMU KOMUNIKASI-UNIVERSITAS MERCU BUANA

MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA JIPY BHAKTI YUDHA (44123010077) MATA KULIAH PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB Dosen Pengampu: Prof.Dr.Apollo, Ak, M.Si Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dirkusus Gaya Kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan korupsi

12 November 2023   10:02 Diperbarui: 12 November 2023   10:02 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Edukasi moral menjadi pilar pertama dalam strategi pencegahan korupsi versi Ki Ageng Suryomentaram. Pemimpin yang bijaksana harus mampu mendidik dan membimbing bawahannya untuk menginternalisasi nilai-nilai etis. Pendidikan moral tidak hanya terjadi di dalam lembaga pendidikan formal, tetapi juga melalui proses pembelajaran yang berkelanjutan di lingkungan kerja. Ini menciptakan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya integritas dan tanggung jawab dalam setiap tindakan. Pengawasan internal merupakan komponen kedua dalam pendekatan holistik ini. 

Ki Ageng Suryomentaram percaya bahwa transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci dalam mencegah praktik korupsi. Oleh karena itu, perlu adanya mekanisme pengawasan internal yang efektif untuk memantau dan menilai kinerja organisasi serta mencegah terjadinya pelanggaran etika. Pengawasan internal bukan hanya tanggung jawab pimpinan, tetapi melibatkan seluruh anggota organisasi dalam menciptakan lingkungan yang terbuka dan jujur.

Terakhir, penegakan hukum yang adil menjadi langkah kritis dalam menyelenggarakan pencegahan korupsi. Namun, Ki Ageng Suryomentaram menekankan bahwa penegakan hukum harus dilakukan secara adil dan proporsional. Hukuman yang berlebihan atau tidak sesuai dengan pelanggaran dapat merusak moralitas dan menciptakan ketidakadilan. Oleh karena itu, perlu adanya keseimbangan antara penegakan hukum yang tegas dan pemahaman konteks individu yang memungkinkan pembetulan perilaku.

Melalui pendekatan ini, Ki Ageng Suryomentaram mengajak untuk melihat korupsi bukan hanya sebagai masalah hukum, tetapi juga sebagai masalah moral dan kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang diusungnya tidak hanya memberikan solusi praktis dalam mencegah korupsi tetapi juga menciptakan fondasi budaya yang bersih dan etis. Dalam konteks global yang semakin terhubung dan kompleks, nilai-nilai tradisional yang diterapkan oleh Ki Ageng Suryomentaram dapat memberikan inspirasi dan panduan dalam menghadapi tantangan pencegahan korupsi. Oleh karena itu, penelitian ini akan merinci dan menganalisis lebih lanjut konsep-konsep ini melalui kajian literatur yang mendalam.

Metode
Metode penelitian ini didasarkan pada pendekatan kualitatif dengan menggunakan studi pustaka sebagai metode utama. Pendekatan kualitatif dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk mendalami konsep-konsep kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram dan menggali pemahaman mendalam mengenai dampaknya pada upaya pencegahan korupsi. Studi pustaka sebagai metode utama dipilih karena sumber-sumber literatur dan dokumentasi dapat memberikan wawasan yang komprehensif mengenai pemikiran dan praktik kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram.

Pertama, penelitian ini akan melakukan pencarian terinci melalui basis data akademis, perpustakaan digital, dan sumber-sumber literatur terkait. Dalam proses ini, fokus utama adalah mengidentifikasi karya-karya tulis, makalah, dan riset yang membahas gaya kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram dan relevansinya dalam konteks pencegahan korupsi. Penelitian literatur ini akan melibatkan analisis teks-teks klasik, tulisan sejarah, dan karya-karya ilmiah terkini yang mengulas pemikiran dan praktik kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram.

Selanjutnya, penelitian akan menggunakan pendekatan analisis isi untuk mengekstrak dan memahami makna dari konten literatur yang telah dikumpulkan. Proses analisis ini akan melibatkan pengelompokan dan kategorisasi konsep-konsep utama yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram dan pencegahan korupsi. Pendekatan analisis isi akan membantu mengidentifikasi pola-pola tematik dan hubungan antar konsep untuk membangun landasan teoretis yang kuat.

Sementara itu, metode penelitian ini juga akan memperhatikan konteks sejarah dan budaya di mana Ki Ageng Suryomentaram hidup dan berpengaruh. Penelitian ini akan menyelidiki aspek-aspek kontekstual yang dapat memberikan pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana nilai-nilai tradisional dan kondisi sosial pada masanya membentuk gaya kepemimpinan yang diusungnya.

 Hal ini diperlukan untuk menempatkan konsep-konsep kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram dalam perspektif yang lebih luas. Keterbatasan penelitian ini terletak pada ketergantungan pada literatur yang tersedia, sehingga penelitian ini tidak dapat melibatkan interaksi langsung dengan sumber primer atau wawancara dengan pihak terkait. Meskipun demikian, melalui metode studi pustaka yang cermat dan analisis isi yang mendalam, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang kaya dan mendalam tentang diskursus gaya kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram dalam upaya pencegahan korupsi.

Pembahasan
Gaya kepemimpinan memiliki peran sentral dalam membentuk karakter sebuah organisasi dan menentukan arahnya, terutama dalam konteks pencegahan korupsi. Ki Ageng Suryomentaram, seorang tokoh yang dikenal karena integritas dan kebijaksanaannya, menawarkan sebuah model kepemimpinan yang kaya nilai dan dapat menjadi landasan untuk memahami dan mengatasi masalah korupsi. Pembahasan ini akan mengeksplorasi secara mendalam diskursus gaya kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram dan relevansinya dalam upaya pencegahan korupsi.

Pertama-tama, gaya kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram mencerminkan warisan nilai-nilai tradisional yang kaya, terutama yang bersumber dari budaya Jawa. Integritas, kejujuran, dan tanggung jawab merupakan poin-poin utama dalam landasan pemikiran kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram. Konsep ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif tidak hanya berkaitan dengan keberhasilan praktis, tetapi juga dengan keselarasan moral dan etis yang menciptakan fondasi yang kuat untuk mencegah korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun