Mohon tunggu...
Bustanul Aulia
Bustanul Aulia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Potensi Pariwisata Syariah dengan Pengembangan Industri Kreatif di Pulau Sabang

22 Januari 2017   09:01 Diperbarui: 22 Januari 2017   09:13 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Dalam suasana kelesuan perdagangan komunitas, pariwisata tetap mampu menunjukkan trend yang terus meningkat. Data perkembangan pariwisata dunia menunjukkan bahwa ketika krisis minyak tahun 1970-an maupun ketika resesi dunia awal tahun 1980-an, pariwisata tetap melaju hebat dengan menunjukkan tingginya jumlah wisatawan internasional serta penerimaan devisa negara. Dalam periode 1984-1992, penerimaan berbagai negara dari industri tanpa asap ini mengalami pelonjakan cukup tajam sebagaimana dilihat dari data statistik negara-negara OECD (organization for economic co-operation and development).

Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa tentu menjadi sebuah negara yang memiliki potensi pariwisata yang cukup besar dibandingkan negara-negara lain. Apalagi bila dihubungkan dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia, diproyeksikan Indonesia akan menjadi pelopor pariwisata syariah dunia di masa yang akan datang. Bahkan dalam suatu laporan Utilizing the World TourismOrganization(UNWTO) menunjukkan bahwa wisatawan muslim mancanegara berkontribusi 126miliar dolar AS pada 2011. Jumlah itu mengalahkan wisatawandari Jerman, Amerika Serikat dan Cina. Menurut data Global Muslim Traveler, wisatawan muslim Indonesia masuk dalam 10 besar negara yang paling banyak berwisata.

 Namun sayangnya Indonesia tidak termasuk dalam 10 tempat destinasi kunjungan muslim. Ironis sekali Indonesia yang kaya dan memiliki kekayaan alam berlimpah tidak dapat menangkap peluang ini dan hanya menjadi konsumen saja. Untuk itu beberapa waktu lalu kementerian pariwisata RI telah mengembangkan dan mempromosikan usaha jasa di bidang perhotelan, restoran, biro perjalanan wisata dan spa di 12 destinasi wisata syariah. Pengembangan tersebut dilakukan di sejumlah kota yakni Aceh, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, NTB serta Sulawesi Selatan.

Provinsi Aceh khususnya pulau sabang merupakan salah satu destinasi wisata syariah yang mempunyai banyak obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Pariwisata syariah di pulau sabang Aceh dapat dikembangkan dengan mengoptimalkan industri kreatif karena pariwisata sendiri memerlukan proses-proses kreatif berbasis lokal tersebut dalam memaksimalkan pengembangannya. Saat ini, fasilitas di kota sabang juga sudah didukung oleh banyaknya industri syariah seperti hotel syariah dan restoran halal.

Dalam sebuah acara “World Halal Travel Award 2015” di Abu Dhabi-UEA, Indonesia berhasil memenangkan 3 kategori yaitu : World’s Best Family Friendly Hotel (Sofyan Hotel Jakarta), World’s Best Halal Honeymoon Destination & World’s Best Halal Tourism Destination (NTB). Ini adalah sebuah apresiasi yang besar bagi dunia pariwisata syariah khususnya Indonesia, namun sangat disayangkan daerah Aceh yang memiliki keindahan dan kekayaan alam yang luar biasa tidak memenangkan satupun dari kategori tersebut. Padahal jika dilihat dari potensi, fasilitas syariah dan destinasi wisata, Aceh memiliki potensi yang cukup memadai dibandingkan dengan daerah lain.

Dari obyek penelitian saya selama ini, kendala terberat adalah kurangnya perhatian pemerintah dalam mengupayakan terlaksananya pariwisata berbasis industri kreatif di daerah yang memiliki destinasi pariwisata cantic seperti di pulau sabang Aceh. Saat ini kita sudah ketinggalan jauh dari Malaysia, Tailand, Korea Selatan, dan Jepang yang sudah terlebih dahulu menerapkan konsep wisata berbasis syariah. Bahkan Singapore pun mulai serius menerapkan konsep ini, karena mereka sadar bahwa banyaknya wisatawan muslim yang datang ke negara mereka merupakan pangsa pasar yang sangat menjanjikan.

Potensi Industri Kreatif Lokal sebagai Penunjang Pariwisata Syariah

Sebuah laporan yang berjudul Creative Economy Report 2008, United Nations Conferenceon Trade and Development (UNCTAD)mendefinisikan Industri Kreatif sebagai alur di mana kreasi,produksi dan distribusi barang dan jasa digunakan secara kreatif dan menjadikan modal intelektual sebagai masukan utama. Mereka terdiri atas rangkaian aktifitas dasar yang dibuat dalam bentu berwujud ataupun tidak berwujud dengan konten yang kreatif, bernilai ekonomi dan menjadi objek pasar.

Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu. Industri kreatif dipandang semakin penting dalam mendukung kesejahteraan dalam perekonomian karena di jaman sekarang akan tergantung pada produksi pengetahuan melalui kreativitas dan inovasi. Ini bisa diimplementasikan dalam bentuk kreatifitas lokal yang kemudian akan kita sandingkan dan dipromosikan sesuai dengan destinasi wisata yang ada.

Ini tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke daerah kita khususnya pulau sabang. Pulau ini sejatinya memiliki keindahan alam baik dataran maupun dunia laut yang luar biasa cantik, bahkan di beberapa tempat sangat alami sehingga tidak jarang pulau ini selalu menjadi primadona bagi warga Sumatra utara khususnya daerah-daerah perbatasan yang masih dalam jangkauan ekonomis dengan tempat ini. Memang jika di bandingkan dengan daerah-daerah wisata lain di pulau jawa, pulau sabang bukanlah jarak yang dekat untuk ditempuh karena akan merogoh kocek yang tidak sedikit. Namun bagi pecinta alam dan pariwisata, uang bukanlah penghalang bagi kepuasan batin serta batin seseorang.

Pemerintah seharusnya mendukung penuh keinginan masyarakat ini, potensi pariwisata syariah bukan hanya sekedar isu belaka namun memang kenyataan yang tidak bisa di lupakan begitu saja karena bukan hanya satu negara yang menerapkannya, bahkan hampir semua negara-negara asia sudah menerapkan pariwisata syariah ini secara bertahap. Tahapan proses yang baik dalam pengembangan ini meliputi perencanaan, promosi, paket dan perjalan wisata, dan destinasi wisata itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun