Mohon tunggu...
joe
joe Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan Realistis vs Perempuan Matrealistis

7 Agustus 2016   23:01 Diperbarui: 8 Agustus 2016   00:00 1301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan akan sangat senang bila dirinya bisa tampil cantik, karena sepertinya sudah jadi tuntutan alam kalau perempuan itu harus cantik.  Itulah yang membuat perempuan sangat suka berbelanja, gaun-gaun indah, sepatu-sepatu sexi, tas –tas cantik , perhiasan mahal, dan semua hal yang dapat menunjang penampilannya.

Di sisi lainnya, perempuan juga nantinya akan menjadi seorang ibu yang akan melahirkan dan membesarkan anak-anaknya. Sudah menjadi naluri bagi seorang ibu untuk selalu bisa memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya kelak.

Dan semua itu, sudah barang tentu hanya dapat terpenuhi dan terwujud bila ada uang dan harta yang cukup, karena hidup di jaman sekarang sangatlah mahal.

Kebutuhan inilah yang mendorong perempuan akan selalu mencari dan memilih pria mapan untuk menjadi pendamping hidupnya, karena hanya pria mapanlah yang mampu memenuhinya.  Saya pribadi , sangat setuju dengan cara berpikir yang seperti ini,  karena haree geneee gitu lhoo ,  dimana semua serba mahal dan sulit, apa bisa dibeli dan dibayar cuma dengan cinta ?? hahaha :D…makan ntuuh cintaa….

Tetapi kemudian, apakah ini bisa disebut sebagai matrealistis ?  ya nggak dong , karena ini namanya RE A LIS TIS ! Dan realisitis itu bukan matrealistis, walaupun terlihat hampir sama tapi tetep aja beda yaaaa….

 Oh ok, berarti semua perempuan itu realistis?  Ya nggak  juga, karena memang ada sebagian perempuan yang masuk kategori matrealistis, dimana bagi mereka  uang dan harta selalu menjadi yang terpenting  melebihi apapun.  Sering kan lihat perempuan muda yang berpelukan mesra di depan umum dengan pria yang sebenarnya lebih cocok jadi opanya daripada jadi pacar? 

Nah, itu salah satu contoh kalau tidak semua perempuan itu realistis. Atau  mungkin pernah lihat pemandangan pria kaya yang gayanya sok dan mbossy , sok jagoan dan sok ganteng ( padahal mukanya jauuhh dari peradaban ) tapi bisa menggandeng perempuan cantik? Bisa dipastikan kalau si perempuan itu penganut aliran matrealistis, yang berpikir “  biarin aja deh dia menyebalkan dan sok ngganteeng , yang penting dia kaya !” .  ooowwwhh eemmm jiiiii…… !!

Kalau begitu , apa bedanya matrealistis dengan realisits? Nah, ini perbedaannya:

  • Perempuan matrealistis mengagumi pria mapan karena terlihat keren , sedangkan perempuan realistis mengagumi pria mapan karena terlihat bertanggung jawab.  Seumpama kata nih ya, ada seorang pria naik mobil mewah, nah perempuan matrealistis akan fokus dengan tampilan keren si pria  diatas mobil mewahnya. Tetapi bagi perempuan realisits , akan melihat bahwa mobil mewah itu di beli dari hasil kerja keras , dan dari disitulah kekagumannya timbul.
  • Perempuan matrealistis akan marah pada saat pasangannya berhenti memberi, tetapi perempuan realistis akan marah pada saat pasangannya berhenti berusaha dan menyerah.
  • Tuntutan perempuan matrealistis adalah untuk kebutuhan gaya hidup, tetapi tuntutan perempuan realistis adalah untuk kebutuhan hidup. Artinya, apa yang dituntut oleh perempuan realistis yang terutama adalah terpenuhinya kebutuhan dasar, barulah kemudian kebutuhan untuk gaya hidup  kalau memang pasangannya mampu memenuhi .
  • Perempuan matrealistis akan memilih pria mapan karena melihatnya sebagai penyambung hidup,  sedangkan  perempuan realistis akan memilih  pria mapan karena  melihatnya sebagai teman hidup yang dapat dijadikannya  tempat bersandar.
  • Bagi perempuan matrealisitis, uang dan harta menjadi satu-satunya bahan pertimbangan pada saat memilih pasangan , tetapi hal penting lainnya seperti status dan karakter  tidak penting lagi baginya selama si pria punya uang dan harta yang banyak. Sebaliknya bagi perempuan realistis, uang dan harta hanya menjadi salah satu bahan pertimbangan karena bagi perempuan seperti ini hal yang terpenting dari seorang pria adalah tanggung jawab dan keteguhannya dalam memegang ucapan dan janjinya.
  • Seberapun besarnya yang diberikan , tidak akan pernah cukup bagi perempuan matrealistis, tetapi sebaliknya perempuan realistis akan selalu mensyukuri apa yang ada  sambil  mendorong pasangannya untuk terus  berusaha menjadikan semuanya semakin hari semakin baik.
  • Pada saat kesusahan datang , perempuan matrealistis akan langsung meninggalkan pasangannya dan mencari pria mapan lainnya yang akan menjadi penyambung hidupnya yang berikut, karena begitulah cara perempuan matrealistis mempertahankan dan memenuhi kebutuhan gaya hidupnya. Tetapi perempuan yang realistis  justru akan merasa bahwa inilah saat dirinya dibutuhkan oleh pasangannya lebih dari biasanya untuk memberi dukungan dan memastikan si pria bangkit kembali dan tidak berhenti berusaha.  

Perbedaan inti dari perempuan matrealistis dengan perempuan realisits adalah perempuan matrealisitis tidak bisa hidup susah, sedangkan perempuan realisitis bisa hidup susah, hanya saja dia tidak mau hidup susah,  oleh karena itu dia tidak akan berhenti mendorong dan mensupport pasangannya untuk terus berusaha  lebih baik lagi, dan itu artinya perempuan realistis itu cerdas … ting ting ;) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun