Danau Bratan boleh jadi jauh lebih populer dibandingkan dua danau tetangganya (Buyan dan Tamblingan).Â
Tapi ia ibarat gado-gado yang pembuatnya merasa macam kekurangan bahan saja untuk membuatnya menjadi lezat walau sebetulnya tidak. Â
Oleh pengelolanya tampilan kawasan wisata ini bercampur aduk, antara ingin mempertahankan budaya dan adat sekaligus ingin menarik minat segala kalangan untuk berfoto bersama instalasi tanpa menemukan koneksi utuh dengan lokasinya.
Hanya karena memang tumbuh dari kebutuhan orang untuk berlibur agar bisa lepas dari rasa stres pekerjaan perlukah lokasi wisata tunduk terus akan pasar yang memang maunya ingin menyemai rasa narsis dalam diri.Â
Semua dipasang dan dipajang demi difoto, dicaption, di-like, dan dikomentari?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H