melihat acara ILC di tv one, di episode: "kapolri : buah simalakama bagi presiden" yg membahas sekitar pelantikan kapolri dr berbagai sudut pandang...pendapat2 kemudian dirangkai (oleh moderator) untuk kiranya menebak dasar logika-pikir-pertimbangan apa presiden nanti akan bertindak entah sbg "presiden" atau kah memilih sbg "petugas partai".
begitu jelas...ada perbedaan sudut pandang pemikiran...dibalik motif kepentingan...masing2 berusaha memperjuangan 'cara/hal yg mnrt mrk benar'.
begitu banyak alasan/pembenaran disodorkan tuk penonton tv percaya. pada akhir acara, mnrt gw semua pembicaraan itu malah membuat semua semakin ruwet rumit & tak jelas arah persoalan...ditambah, lihat mrk sbg pelaku di pemerintahan & hukum, malah membuat otak semakin pusing rasanya memikirkan kemana negara ini nanti akan dibawa.
kata mamah, proses budaya itu...proses mencari jalan yg baik dlm 'bermanusia' entah dalam hal bersosial atau bernegara atau lainnya.
kata papah, sejarah memperlihatkan betapa panjang perjalanan (korban-derita-luka-pedih) sebuah negara maju dalam mencapai 'tingkat budaya' bermanusia spt saat ini skrg.
dr acara tv ini, muncul pertanyaan...brp lama lagikah negriku terus berjalan mundur...dr jalan bermanusia (bernegara) yg baik ???? mau mulainya kapan ??? apakah cuma mimpi...menunggu hadirnya tunjangan tuk pengangguran tak berintelektual ????
mnrt gw ini efek dr ketidakpedulian...yg sdh mulai luntur jgn kan di bernegara, di kesharian hidup aja rasanya bnyk hal2 yg semua org tdk peduli.
dr film, ada pepatah...kemanusiaan itu mati saat kita tdk lagi peduli.
hidup saling curiga.
tikam dr belakang.
curi sana tipu sini.