Mohon tunggu...
Jingga Lestari
Jingga Lestari Mohon Tunggu... -

Seorang Gadis yang bermimpi menjadi penulis yang menggugah...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Petir

11 Juli 2012   04:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:05 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasanya seperti loncatan bunga api,
Dada menjadi mampet, seluruh muatan positif dan negatif menyatu
Dan terjadilah ledakan itu: PETIR
Ya, rindu ini kusebut petir.
Pertemuan kita.

Tulis sebuah artikel:
Petir dapat terjadi antara gumpalan awan dengan awan yang lain, didalam awan itu sendiri, awan dengan udara dan juga awan dengan tanah atau bumi. Petir yang terjadi antara awan dengan bumi inilah yang biasanya sangat berbahaya, karena dia dapat menyambar apapun yang ada di bumi yang tanpa dilengkapi dengan pengaman khusus terhadap petir”.

Ah, ini apa?
Artikel itu hanya menjelaskan bagaimana PETIR terjadi,
Dan barangkali kesamaannya: rindu kita bisa meledak dalam sekali pertemuan.
Sayang, akulah bumi-mu yang senantiasa menunggu!

"Untuk awan, kutulis sesaat kita berbaikan lagi". 2012-7-11

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun