"Hm, okay!"Â
Aku menghabiskan waktu bersamanya. Setelah kami puas berada di tempat itu kami pergi ke taman dan membeli banyak jajanan. Orang-orang berlalu-lalang dan membeli jajanan di sekitar taman. Kami duduk di bangku taman dan memakan jajanan yang kami beli, kami mengobrol dan bercanda ria bersama. Namun terkadang saat dia bertingkah menyebalkan aku mencubit tangannya dengan keras.Â
"Lu harus traktir gw es krim sih sebagai penutupnya."Â
Dia mendecakkan lidahnya dengan kesal.Â
"Hah, iye. Terserah deh."Â
Dia kemudian membelikanku cup es krim yang besar sebagai penutup pertemuan ku hari ini dengannya, kemudian aku membawa es krim itu pulang bersamaku. Saat kami berjalan pulang kami menikmati pemandangan matahari terbenam di langit bersama dari motor. Lalu sesampai di rumahku dia mengucapkan selamat tinggal padaku dan berpamitan untuk pulang. Aku melambaikan tanganku padanya saat dia mulai menghilang dari pandanganku.Â
Terkadang dia bisa menjadi pria yang menyebalkan untukku, namun di saat yang bersamaan aku hanya punya dia untuk menjadi sahabat terdekatku. Sikapnya yang jahil terkadang membuatku kesal, namun aku juga terhibur dengan sikapnya yang terkadang menjadi konyol di hadapanku. Aku berharap kita bisa seperti ini seterusnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H