Mohon tunggu...
Jingga Devandira
Jingga Devandira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Love

Terjebak dalam Toxic Relationship: Mengapa Sulit untuk Keluar?

23 Desember 2024   10:04 Diperbarui: 23 Desember 2024   10:08 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Toxic Relationship (sumber: CNN Indonesia)

Hubungan toxic sering kali hadir di sekitar kita tanpa disadari. Istilah ini mungkin sudah akrab di telinga banyak orang. Kita mungkin mengenal seseorang yang terjebak dalam hubungan seperti ini namun enggan mengakhirinya. Mari kita bahas secara singkat tentang apa itu hubungan toxic dan alasan di balik sulitnya seseorang melepaskan diri darinya.

Toxic relationship merupakan hubungan yang tidak sehat, mengancam diri sendiri dan berdampak pada seseorang yang terlibat sebagai akibat dari pengaruh kondisi diri yang buruk. 

Hubungan toxic dapat berupa kekerasan fisik (physical abuse), kekerasan mental (mental abuse), kekerasan seksual, hingga kekerasan ekonomi. Jenis-jenis ini sering kali menjadi indikator bahwa suatu hubungan tidak sehat. Fenomena ini kerap kita temui di sekitar kita, atau bahkan mungkin kita sendiri pernah terjebak dalam hubungan toxic tanpa menyadarinya. Namun, mengapa banyak orang tetap kesulitan untuk keluar dari situasi hubungan yang tidak sehat ini?

Terdapat dua faktor utama yang membuat seseorang tetap berharap dalam hubungan toxic. Pertama, kebulatan tekad, yaitu dorongan kuat untuk mempertahankan hubungan meskipun menyadari bahwa pasangan bersikap toxic. Kedua, yakni keyakinan bahwa pasangan yang bersikap toxic masih memiliki potensi untuk berubah menjadi lebih baik dan tidak lagi mengulangi perilaku negatifnya.

Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk keluar dari hubungan toxic dengan pasangan. Pertama, temukan akar permasalahan dari konflik yang terjadi. Kedua, pikirkan atau cari solusi yang dapat menjadi jalan keluar dari situasi tersebut. Ketiga, diskusikan akar masalah tersebut dengan pasangan dan terapkan solusi yang telah dipertimbangkan, sambil melakukan evaluasi diri masing-masing.

Hubungan toxic dapat dialami oleh siapa saja, tanpa memandang gender, usia, atau status. Tidak terbatas pada hubungan romantis seperti pacaran atau pernikahan, toxic relationship juga dapat terjadi dalam keluarga maupun pertemanan. Oleh karena itu, membangun hubungan yang positif serta meningkatkan kecerdasan emosional menjadi hal penting untuk mencegah terjebak dalam hubungan yang tidak sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun